Clay: "Islam Begins at 40"




Ada kata pepatah "Life begins at 40". Kata pepatah ini mungkin berlaku buat Clay, karena pada usia inilah Clay mulai mengenal Islam dan selanjutnya mantap diri menjadi seorang muslim. Buat Clay, pepatah itu menjadi "Islam begins at 40".
"Dari sekian banyak hal yang menuntun saya pada Islam, adalah saat saya berusia 40 tahun dan saya berpikir bahwa separuh hidup saya sudah terlewati. Saya sudah saatnya mendapatkan 'asuransi' kehidupan yang lebih baik !" ujar Clay mengawali ceritanya saat memulai untuk mengenal Islam.
Menurut Clay, saat usianya 20-an tahun, ia menjadi penganut Kristen Evangelis yang sangat taat, bahkan ia ikut menjalankan misi penyebaran agama itu. Tapi kemudian kehilangan minat pada agama itu. Di usia 30-an tahun, Clay kembali mencari-cari agama lain yang berbeda untuk ia pelajari.
Hingga Clay berusia 40 tahun, tiba-tiba terlintas dalam pikirannya 'Hei, saya tidak tahu menahu tentang Islam, kecuali apa yang mereka katakan pada saya, saat masih di kelas 5 sekolah dasar. Mereka mengajarkan pada saya bahwa Quran adalah kitab suci yang sangat penting.'
Sembilan bulan pikiran itu menghantui Clay. Ia lalu pergi ke toko buku, membeli beberapa Al-Quran dan terjemahannya dalam bahasa Inggris. Clay membaca Al-Quran yang dibelinya. Kira-kira sebulan lamanya, ia baru menyadari bahwa firman-firman Tuhan itu sangat jelas.
Dari Al-Quran Clay mendapat gambaran yang kuat tentang Tuhan. Bahwa Tuhan Maha Berkuasa, tidak ada manusia yang menyamai kebesaran-Nya. Bahwa Tuhan yang Maha Mengatur segala kehidupan manusia entah itu baik, buruk,
"Setelah itu, saya mulai membaca artikel-artikel tentang Islam, dan belajar Islam selama 18 bulan," ungkap Clay.

Lewat 18 bulan, suatu malam Clay tiba-tiba terbangun dari tidurnya, dan tanpa sadar ia merasa 'hei subhanallah, saya sekarang seorang muslim.'
Ia semakin dalam mempelajari Islam. Saat tahu bagaimana Islam memandang Yesus (Nabi Isa), Clay gemberi sekali bahwa Islam menggambarkan Yesus sebagai seorang nabi. Semasa masih meyakini agama Kristen Evangelis, Clay mengaku tidak sepenuh memercayai bahwa Yesus adalah anak Tuhan sesuai doktrin ajaran Kristen.
Setelah memepelajari Islam, Clay juga melepas keyakinannya tentang kisah penyaliban Yesus dalam ajaran Kristen. Seorang muslim--muslim pertama yang ia jumpai selama 18 bulan mempelajari Islam--mengatakan, "Lihat, Yesus adalah nabi Allah. Dia tentu saja dimuliakan. Bagi Yesus, mati dengan tubuh terpaku di salib bukan cara yang baik untuk mati. Dan kematian semacam itu tidak pantas bagi seorang nabi Allah", dan Clay lebih percaya pada perkataan muslim, kenalannya itu.
Clay mengungkapkan, sebelum mengenal Islam lebih dalam, ia tidak pernah tahu bahwa Muslim juga menghormati Yesus, tapi dalam posisi sebagai salah satu nabi, bukan tuhan seperti keyakinan dalam ajaran Kristen.
Clay juga masih ingat peristiwa lucu, sewaktu ia masih menjadi seorang Kristiani Evangelis. Salah seorang anggota kelompok belajarnya saat masih kuliah di Universitas Arizona, AS adalah seorang muslim. Kelompok ini sering belajar bersama tentang pelajaran kuliah. Saat belajar itulah, mereka kadang berdiskusi tentang politik sampai agama.
Dalam beberapa kesempatan, Clay memaksa temannya yang muslim untuk ikut diskusi. Pikiran Clay saat itu, ia akan membuat pemuda muslim ini masuk Kristen. Mulailah Clay menggunakan segala cara untuk meyakinkan pemuda itu agar mau masuk Kristen.
"Kamu harus menjadi pengikut Tuhan. Kamu harus patuh. Tuhan memberi kita kitab suci, dan kita harus mengikutinya," bujuk Clay, yang tentu saja kitab suci yang dimaksud ketika itu adalah kitab perjanjian baru.
Menurut Clay, pemuda muslim itu hanya mendengarkan kata-katanya dengan sabar. Clay berdoa pada dirinya sendiri "Semoga Tuhan memberkatinya untuk menjadi seorang Kristiani."
Seminggu kemudian, pemuda muslim itu mendatangi Clay. Tapi ia sangat terkejut mendengar pengakuannya. Pemuda muslim itu mengatakan, setelah mendengar perkataan Clay agar ia mengikuti Tuhan dan takut pada Tuhan, ia jadi sadar selama ini telah melalaikan kewajibannya sebagai muslim, kewajiban yang sangat penting, yaitu salat. Dan karena perkataan Clay, pemuda muslim itu melaksanakan salat lagi.
"Jadi, saya sebenarnya sudah mengajak pindah agama seorang muslim agar kembali ke Islam," kata Clay mengingat pengalaman lucu itu.
Setelah memutuskan mengucapkan dua kalimat syahadat dan menjadi seorang muslim, Clay melihat Al-Quran sebagai "kado" dari Allah untuk semua kaum Muslimin untuk saling mengingatkan agar Muslim terus meningkatkan kualitas ibadah mereka.
Sebagai muslim, Clay prihatin dengan pemberitaan media massa yang masih menggambarkan Islam secara negatif. Namun ia yakin, jika seseorang ingin mendapatkan gambaran yang jelas dan jernih tentang Islam, dengan bantuan Allah Swt. orang itu pasti akan mendapatkannya.
Buat mereka yang masih bingung tentang kehidupan religinya, Clay menyarankan agar mereka membaca Quran dan berdoa pada Allah Swt. agar diberi petunjuk menuju jalan Islam, jalan kebenaran. (kw/oi)

Komentar