Adab Perjalanan

Tidak ada pernik-pernik kehidupan yang tidak diatur Islam. Termasuk perjalanan (safar). Rasulullah Shallallahu ’alaihi wasallam banyak mengajarkan adab-adab yang berkaitan dengan perjalanan. Tentu saja perjalanan untuk kebaikan, bukan perjalanan untuk kebathilan.
Nah, berikut ini adab-adab yang dimaksud:

1. Membaca Doa Safar
سُبْحَانَ الَّذِي سَخَّرَ لَنَا هذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِيْنَ وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُوْنَ، اَللّهُمَّ إِناَّ نَسْأَلُكَ فِي سَفَرِنَا هذَا الْبِرَّ وَالتَّقْوَى وَمِنَ اْلعَمَلِ مَا تَرْضَي ، اَللّهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا َسفَرَنَا هذَا وَاطْوِ عَنَّا بُعْدَهُ اَلّلهَُّ أَنْتَ الصَّاحِبُ فِي السَّفَرِ وَالْخَلِيْفَةُ فِي اْلأَهْلِ، اَللّهُمَّ إِنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنْ وَعْثَاءِ السَّفَرِ وَكَآبِةِ الْمَنْظَرِ وَسُوْءِ اْلُمْنقَلَبِ فِي اْلمَالِ وَاْلأَهْلِ وَالْوَلَدِ، وَِإِذَا رََجَعَ قَالَهُنَّ وَزَادَ فِيْهِنَّ – آيِبُوْنَ تَائِبُوْنَ عَابِدُوْنَ لِرَبِّنَا حَامِدُوْنَ
“Maha Suci Allah yang telah menundukkan ini kepada kami yang sebelumnya kami tidak bisa menguasainya dan sesungguhnya kepada Allahlah kami dikembalikan. Ya Allah ..!. Dalam perjalanan ini kami memohon kepada-Mu kebaikan dan taqwa dan amal yang Engkau ridhai. Ya Allah..!. Mudahkanlah perjalanan ini bagi kami dan dekatkanlah jarak yang jauh. Ya Allah ..!. Engkau Teman dalam perjalanan dan yang menjadi pengganti dalam keluarga. Ya Allah..!. Kami berlindung kepada-Mu dari kesusahan dalam perjalanan, pemandangan yang menyedihkan dan perubahan yang tidak diinginkan pada harta, keluarga dan anak”.

2. Meminta Wasiat dan Doa
Telah datang seseorang ke hadapan Rasulullah lalu berkata: “Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku akan bepergian, bekalilah aku.” Rasulullah bersabda, “Semoga Allah membekalimu dengan taqwa.” Orang itu berkata, “Bekalilah aku.” Rasulullah bersabda, “Semoga Allah mengampuni dosamu.” Orang itu berkata lagi, “Bekalilah aku.” Rasulullah bersabda, “Semoga Allah memudahkanmu kepada kebaikan dimanapun kamu berada.” Seorang laki-laki lain berkata kepada Rasulullah, “Sesungguhnya aku akan bepergian,” lalu Rasulullah bersabda, “Aku berwasiat kepadamu untuk bertaqwa kepada Allah dan betakbir pada setiap tanah yang menanjak.” Ketika orang itu berpaling, Rasulullah bersabda: “Ya Allah, lipatkanlah bumi baginya, dan mudahkanlah perjalanannya”. (Riwayat Tirmidzi, Ibnu Majah dan Hakim)

3. Mengangkat Pemimpin.
Jika perjalanan itu dilakukan lebih dari tiga orang, perlu diangkat seseorang sebagai pemimpin. Ini berdasarkan sabda Rasulullah, “Jika tiga orang keluar untuk bepergian, hendaklah menjadikan salah seorang sebagai pemimpin.” (Riwayat Abu Daud)

4. Jangan Buar Marah Malaikat
Tidak membawa sesuatu yang menyebabkan malaikat tidak mau menemaninya dalam perjalanan seperti membawa anjing dan lonceng. Dalam sebuah Hadits Rasulullah bersabda,“Malaikat tidak akan menemani orang yang membawa anjing dan lonceng.” (Riwayat Muslim)

5. Sunnah Membaca Takbir
Selama dalam perjalanan disunnahkan membaca takbir apabila menjumpai tanjakan dan membaca tasbih apabila menuruni turunan, tetapi makruh mengeraskan bacaan tersebut. Sahabat Jabir menuturkan, “Apabila (jalan) kami
menanjak, maka kami bertakbir, dan apabila menurun maka kami bertasbih.” (Riwayat Al-Bukhari).

6. Segera Kembali kepada Keluarga
Setelah memenuhi hajatnya segera kembali pulang menemui keluarganya. Jangan menunda-nunda. Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, Nabi Muhammad bersabda: “Safar itu adalah bagian dari adzab yang menghalangi musafir dari makan dan minum. Jika dia telah memenuhi hajatnya, segeralah kembali kepada keluarganya”. (Riwayat Bukhari dan Muslim)
Demikianlah beberapa adab dalam perjalanan. Semoga bermanfaat. (Bahrul Ulum/Suara Hidayatullah, SEPTEMBER 2011)

Komentar