Empat Tips untuk Anda, Agar Cepat Hamil




 



Oleh: Ali Akbar bin Agil
ADA pasangan suami-istri yang telah menikah 15 tahun lamanya belum dikaruniai anak. Pasangan ini sangat menanti lahirnya sang buah hati namun tak kunjung tiba. Beragam cara dan pengobatan telah ditempuh hasilnya tidak memuaskan. Si istri mulai dihinggapi perasaan takut jika suaminya berpaling ke lain hati demi memiliki ‘investasi’ berharga yang satu ini, sementara sang suami mulai terasuki putus asa.
Di tempat berbeda, seorang istri bernama Etty berkaca-kaca matanya ketika melihat test pack yang menunjukkan bahwa dirinya positif akan menjadi seorang ibu dari jabang bayi yang tengah dikandung. Hampir saja ia tidak percaya. Dilihatnya berulang-ulang dengan tatapan serius. Akhirnya senyum gembira menghiasi bibirnya. Selang kemudian, suaminya yang diberi tahu oleh istri bergegas melakukan sujud syukur. Tangis kedua pasangan ini pecah seketika, membahana di seisi rumah.
Dulunya si istri pernah mengatakan, “Saya bosen liat test pack. Saya sampek beranggapan mungkin Allah memang sudah menakdirkan saya tidak punya keturunan. Saya hanya mencoba, barangkali ada sebuah keajaiban. Tidak ada yang tidak mungkin jika Allah telah berkehendak.”
Awalnya keluarga di atas mengikuti pengobatan medis seperti yang disarankan oleh dokter kandungan namun karena biaya mahal, keduanya beralih kepada pengobatan ala Nabi. Seperti mengonsumsi buah-buahan yang sering disebutkan dalam Al-Qur`an : pisang, pepaya, anggur, kurma, dan sebagainya. Tidak lupa, keduanya mengonsumsi habbatus sauda` atau jinten hitam, minyak Zaitun, madu, atau bekam dalam jangka waktu sekali sebulan.
***

Kita yakin dengan sebenar-benarnya, siapa pun yang akan dan telah menikah pasti menginginkan kelahiran buah hati penyejuk jiwa, generasi penerus, dan pelengkap keharmonisan keluarga. Tanpa anak, rasanya kehidupan rumah tangga berjalan dengan garing, tak ada canda tawa yang lebih asyik. Di luar, ribuan pasangan di seantero alam yang belum dikaruniai anak selalu menanti kapan tibanya hari H yang satu ini.
Tidak jarang, cara yang tak lazim melanggar aturan main dalam agama pun kadang ditempuh demi memuluskan harapan punya momongan. Keberadaan anak di tengah rumah tangga merupakan impian setiap lelaki dan wanita yang menikah.
Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wassalam. sendiri menganjurkan kita untuk menikah dengan orang (pria/wanita) yang subur, bisa memberikan keturunan yang sehat, prima, terampil, dan paling penting, anak yang shalih.
Anak adalah buahnya hati. “Segala sesuatu memiliki buah dan buahnya hati adalah anak,” sabda nabi di sebuah kesempatan. Dalam hadits yang lain disebutkan,“Wangi seorang anak merupakan bagian dari wewangian surga.”
Nabi Zakaria AS., seorang utusan Allah yang mulia, pernah merasakan pengalaman yang saat ini dirasakan oleh ribuan pasangan yang belum memiliki anak. Nabi Zakaria tidak berputus asa, kecewa, dan galau, tapi tetap percaya semua ada hikmahya. Beliau tetap berikhtiar dan berdoa kepada Allah.
Penantian Nabi Zakaria terjawab sudah, seorang anak Allah berikan kepadanya. Dalam Al Qur`an surat Maryam ayat 4-5, Allah menceritakan kepada kita: “Ia berkata "Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, Ya Tuhanku. Sesungguhnya aku khawatir terhadap orang-orang yang akan melanjurkan urusanku sepeninggalku, sedang isteriku adalah seorang yang mandul, maka anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang putera.”
Anak merupakan penerus perjuangan dan harapan orangtua, sehingga Nabi menegaskan, “Janganlan kalian lalai untuk memohon keturunan karena jika seseorang telah meninggal dunia dan tidak memliki keturunan maka namanya akan terhapus.” Dalam hadits yang lain nabi menyatakan, “Mohonlah keturunan dan berharaplah, sesungguhnya keturunan adalah penyejuk mata dan kebahagiaan hati.”
Tips Mempunyai Momongan
Kisah yang diunggah di atas tentunya bisa menjadi motivasi kepada siapa saja yang belum memiliki anak kandung untuk terus berdoa. Selain berdoa, usaha dan amal nyata jangan kita abaikan. Sebab, doa yang membumi berbanding lurus dengan ikhtiyar, dan ini suatu keniscayaan. Hanya mimpi di siang bolong, misalnya, kala kita berdoa supaya sukses dan lancar dalam studi namun sekadar doa sementara aktivitas kita tidak mengarah kepada kesuksesan namun bermalas-malasan dan pasrah menerima nasib.
Sama halnya dengan berdoa dan berharap kepada Allah agar diberi anak perlu diiringi dengan ikhtiyar. Dan itu telah banyak dijelaskan oleh para ahli yang memiliki kompetensi dalam masalah ini.
Dalam Majalah Al Falah Edisi Januari 2012 halaman 11 yang mengutip dari berbagai sumber, disebutkan empat tips agar cepat hamil. Pertama, hindari suasana yang menggiring anda menjadi stress. Caranya, manjakanlah diri Anda dengan beragam kegiatan yang akan memberikan suasana sehat, baik dari segi fisik maupun psikis.
Dengarkanlah musik kesukaan Anda, membaca buku, berjalan santai dengan pasangan Anda. Bisa juga dengan mendatangi klinik pijat dan aromaterapi, datangilah spa serta rawatlah tubuh Anda sebaik mungkin. Intinya lepaslah lelah dan penat dari diri Anda. Buatlah diri Anda bahagia. Buang jauh-jauh perasaan tertekan.
Kedua, selalu berpikir positif. Apapun yang anda alami dan kerjakan, usahakan sekuat tenaga untuk mengambil sisi-sisi positifnya. Hindarilah kerumunan orang yang bisa membuat anda berpikir negatif, baik karena ucapan dan tingkah lakunya.
Isilah waktu-waktu Anda untuk berbuat sesuatu yang berniai kebaikan dan membangun jiwa anda agar tetap optimis.
Ketiga, ketika Anda telah berusaha menghindari suasana yang membuat stress dan berpikir yang tidak-tidak, berikutnya ialah abaikan tekanan dari pihak keluarga dan orang terdekat yang menyebabkan Anda kehilangan konsentrasi dalam memperoleh keturunan.
Sebuah fakta penting yang perlu diperhatikan adalah banyak orang yang telah bertahun-tahun berusaha mempunyai keturunan namun akhirnya menyerah dengan keadaan. Tak lama setelah itu, tiba-tiba saja ia hamil. Apa sebabnya? “Hal ini terjadi karena suasana hati mereka sedang sangat santai, tidak dalam tekanan (karena sudah menyerah) karena sudah sangat pasrah tidak akan bisa hamil. Itulah sebabnya, pikiran kita harus dalam ketenangan dan bebas stress agar cepat hamil,” demikian ditulis dalam majalah ini.
Menurut hemat penulis, inilah yang dinamakan sikap pasrah yang dalam bahasa Islam disebut dengan tawakkal, menggantungkan segala keputusan akhir, manis getirnya, hanya di tangan Allah. Menyerahkan keputusan kepada Allah tidak sama dengan menyerah dengan keadaan karena telah diawali dengan usaha sungguh-sungguh. Allah Mahatahu apa yang terbaik buat kita.
Keempat, mengonsumsi makanan bergizi kaya nutrisi dan vitamin seperti makanan yang kaya dengan kandungan asam folat, protein, zat besi, dan mineral. Kehamilan dan gizi dua perkara yang tidak bisa dipisahkan bak dua sisi mata uang yang saling bergantung dan mendukung.
“Tidak ada yang tidak mungkin jika Allah telah berkehendak,” begitu kata Etty, seorang yang tak lelah berusaha untuk memiliki anak. Panjatkan doa dan lakukan usaha demi menambah kebahagiaan dengan lahirnya anak yang akan dididik dengan ajaran Islam yang benar agar ia kelak mendoakan orangtuanya baik saat hidup atau sepeninggalnya.
Bagi para pasangan yang belum beroleh anak bolehlah Anda sedih namun jangan kecewa. Anda pun sah-sah saja cemas tapi jangan sampai membuat Anda berputus asa dari rahmat-Nya. Anda, sekali lagi, dapat dimaklumi jika gundah gulana namun jangan kehilangan kebahagiaan dalam berumah tangga.
Kelak saat Anda telah menjadi ayah dan ibu dari seorang anak, maka sayangilah, didiklah, berikan motivasi kepadanya, beri semangat dan visi kehidupan islami, buatlah ia memiliki kepercayaan diri, sehingga ketika Anda meninggalkan dunia yang fana` ini, Anda mampu meniru pertanyaan Nabi Ya`qub dan mendapat jawaban dari anak anda seperti jawaban anak-anak beliau;
أَمْ كُنتُمْ شُهَدَاء إِذْ حَضَرَ يَعْقُوبَ الْمَوْتُ إِذْ قَالَ لِبَنِيهِ مَا تَعْبُدُونَ مِن بَعْدِي قَالُواْ نَعْبُدُ إِلَـهَكَ وَإِلَـهَ آبَائِكَ إِبْرَاهِيمَوَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ إِلَـهاً وَاحِداً وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ

“Apa yang kamu sembah sepeninggalku?” Mereka menjawab: “Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq, (yaitu) Tuhan yang Maha Esa dan kami Hanya tunduk patuh kepada-Nya.” (Qs. Al Baqarah [2] : 133).*
Penulis Pengasuh Majlis Ta`lim dan Ratib Al Haddad di Plaosan, Malang, Jawa Timur

Komentar