Jamaah Tabligh: Dari Mewat Hingga ke Seantero Dunia (1)


Jamaah Tabligh: Dari Mewat Hingga ke Seantero Dunia (1)
Jamaah Tabligh/Ilustrasi
Oleh Nidia Zuraya

Kurang dari dua dekade – sejak didirikan pada akhir 1920-an --  Jamaah Tabligh sudah berkembang luas di luar kawasan Asia Selatan. Gerakan dakwah digagas Syekh Maulana Muhammad Ilyas itu,  menurut John L Esposito dalam Ensiklopedi Oxford: Dunia Islam Modern, memperoleh keberhasilan yang luar biasa dalam waktu relatif singkat.

Ribuan Muslim bergabung dengan Syekh Maulana Ilyas untuk menyebarkan pesan Islam di seluruh Mewat -- sebuah dataran tinggi Gangetic di India Utara. Ratusan masjid baru dibangun dan lusinan madrasah didirikan. Perlahan namun pasti, masyarakat Muslim di Mewat mulai menaati ritual-ritual wajib seperti mendirikan shalat, membayar zakat, berpuasa selama Ramadhan, dan melaksanakan haji.

Syekh Maulana Ilyas dan para pengikutnya kemudian mulai memperluas aktivitasnya ke seluruh penjuru India, dari Peshawar di propinsi perbatasan Barat Laut hingga Noakhali di Bengal Timur. Kota Nizamuddin di India menjadi  basis internasional Jamaah Tablig.

Sepeninggal Syekh Maulana Ilyas, Muhammad Yusuf terpilih sebagai pemimpin gerakan dakwah itu.  Di bawah kepemimpinan Syekh Muhammad Yusuf, Jamaah Tablig mulai mengembangkan aktivitasnya pada 1946. Sejak itulah, jaringan dakwah yang dikembangkan Jamaah Tablig telah mencapai negara-negara di kawasan Asia Barat Daya, Asia Tenggara, Timur Tengah, Afrika, Eropa, dan Amerika Utara.

Gerakan dakwah Jamaah Tabligh semakin menginternasional di bawah kepemimpinan Syekh Maulana In'amul Hasan. Ia adalah pemimpin ketiga Jamaah Tablig.  Kini, Jamaah Tablig menjadi gerakan Islam yang benar-benar mendunia. Pengaruhnya telah tumbuh secara signifikan mulai abad ke-20 hingga saat ini, khususnya di Asia Selatan dan Asia Tenggara, juga di Afrika dan di antara komunitas-komunitas Muslim di Barat. 

Menurut Esposito, kebanyakan pengikut Jamaah Tabligh di Asia Selatan, berasal dari kelas menengah ke bawah dan dari wilayah-wilayah semi-urban. Gerakan itu juga menarik jumlah pengikut yang sangat besar di kalangan pegawai pemerintah tingkat rendah, kaum profesional, dan guru-guru sekolah.

‘’Pengaruhnya di lingkungan kampus universitas dan akademi terhitung  masih rendah,’’ papar Esposito. Kendati penyebarluasannya cukup signifikan di berbagai belahan dunia menurut dia, gerakan dakwah Jamaah Tabligh belum mampu menarik jumlah pengikut yang signifikan di antara kaum Muslim penutur bahasa Arab. Mayoritas pengikut Jamaah Tablig di negara-negara Timur Tengah adalah para pekerja imigran asal Asia Selatan

Negara Barat yang berhasil dijangkau Jamaah Tablig adalah Amerika Serikat. Namun, fokus utama mereka adalah di Inggris Raya, karena populasi oang Asia Selatan di  negeri Ratu Elizabeth itu terbilang sangat besar.

Di Amerika Utara, Jamaah Tablig dipandang berhasil dalam mengalihagamakan orang Amerika keturunan Afrika dan kaum imigran asal Karibia. Chicago, Detroit, Los Angeles, Philadephia, Atlanta, New York, dan Washington DC adalah pusat-pusat utama kegiatan Jamaah Tabligh di negeri Paman Sam. (bersambung)

Komentar