60 TAHUN BERDOA MEMOHON DIKARUNIA ANAK



Ilutrasi @infokids
Ilutrasi @infokids
Diantara ujian pernikahan yang dialami oleh seseorang adalah belum hadirnya seorang anak sebagai buah cinta pasangan suami istri. Padahal, kehadiran anak-banyak maupun sedikit-merupakan bentuk ujian juga. Hal inilah yang menjelaskan bahwa keseluruhan hidup adalah ujian dengan segala pernak-perniknya.
Oleh karena itu, sebagai seorang hamba, penting bagi kita untuk selalu menyandarkan hidup hanya kepada Allah Swt. Kedekatan kepada-Nya adalah kekuatan yang tiada tanding maupun bandingnya. Ketika dekat dengan-Nya, seberat apa pun ujian akan terasa kecil karena ada Allah Swt Yang Mahabesar.
Ujian terkait belum hadirnya seorang anak tidak hanya dialami oleh seorang manusia biasa, bahkan para Nabi yang merupakan hamba-hamba pilihan Allah Swt juga mengalalami ujian jenis ini. Sebut saja misalnya nabi Zakariya As. Sosok ayah dari ‘Imran yang kelak melahirkan siti Maryam yang disucikan oleh Allah Swt ini mengalami ujian yang amat berat terkait belum hadirnya seorang anak.
Dikisahkan dalam sebuah riwayat, beliau diuji dengan ketiadaan anak sampai usia beliau menginjak 80 tahun. Beliau sendiri memohon kepada Allah Swt agar dikaruniai seorang anak sejak usianya 20 tahun. Dalam kurun waktu 60 tahun inilah, beliau senantiasa berdoa kepada Allah Swt dengan takut dan harap sepenuh hati.
Tentu, masa 60 tahun bukanlah waktu yang sebentar. Apalagi beliau seorang Nabi dan Rasul, hamba pilihan yang dimuliakan oleh Allah Swt. Tentu, beliau adalah sosok yang dosanya diampuni. Munajat dan kedekatannya kepada Allah Swt tidak pula diragukan.
Dari kisah ini, ada pelajaran amat berharga. Bahwa hadir atau tidaknya seorang anak dalam sebuah pernikahan, tidak selalu berhubungan dengan dosa pasangan suami istri. Di balik itu semua, ada ujian dan hikmah yang tengah Allah Swt siapkan. Dia berkehendak menguji hamba-hamba-Nya itu.
Meski demikian, penting bagi pasangan suami istri untuk terus memperbaiki diri guna meminimalisir dosa. Sebab ia merupakan pangkal kemalangan hidup seseorang. Dosa yang membuat seseorang susah di dunia dan sengsara di akhirat. Dengan keshalihan pula, semua ujian akan terasa lebih ringan nan bisa diatasi.
Diluar itu semua, belum hadirnya seorang anak bisa jadi berhubungan dengan kelayakan. Bisa jadi, adanya anak membuat sepasang suami istri semakin jauh dari Allah Swt. Makanya, Allah Swt menahannya sehingga belum diberikan. Hal itu pun berlaku sebaliknya.
Maka yang perlu dilakukan adalah terus menerus memperbaiki diri. Sehingga anak bisa menjadi sarana semakin dekatnya sepasang suami istri kepada Tuhannya. Baik adanya maupun kebelum atau ketiadaannya. Karena ketentuan Allah Swt adalah yang terbaik. Mustahil Dia salah dalam memperhitungkan.[pirman]

Komentar