Selulitis Bukan Selulit!



Selulitis Bukan Selulit! Ayahbunda.co.id
Image by : Dokumentasi Ayahbunda
Jika selulit berhubungan dengan lapisan lemak di bawah kulit dan identik dengan berat badan berlebih, lain halnya dengan Selulitis! Ini adalah nama penyakit yang menyerang kulit bayi. Jika Bunda menemukan luka pada kulit bayi dan mulai terlihat melebar, bengkak atau kemerahan, bisa jadi ia menderita Selulitis. Kenali lebih jauh penyakit yang satu ini!

Infeksi kulit. Selulitis adalah infeksi umum pada kulit dan jaringan lunak di bawah kulit yang disebabkan oleh bakteri seperti haemophilus, staphylococcus atau streptococcus. Kemungkinan besar, bakteri-bakteri tersebut menyerang kulit bayi yang pernah atau sedang mengalami luka, meskipun dapat pula menginfeksi kulit normal bayi dengan prosentase kemungkinan yang lebih kecil.

Penyebaran bakteri. Penyebab  selulitis, bisa karena oleh berbagai jenis bakteri, yang paling sering adalah Streptococcus. Jika kulit terluka, bakteri dapat masuk dan tumbuh sehingga menyebabkan infeksi dan peradangan. Bakteri akan menyebar di bawah kulit lalu masuk ke jaringan lunak di bawah kulit. Hal ini yang menyebabkan infeksi dan peradangan. Dalam kasus ringan, infeksi kemungkinan hanya terjadi di kulit bagian atas (superfisial), namun untuk kasus lebih parah dapat memengaruhi jaringan yang lebih dalam, seperti melibatkan otot, tulang atau darah. Peradangan dapat menyebabkan pembengkakan, kemerahan, nyeri dan atau rasa hangat. Selulitis paling sering menyerang wajah dan tungkai bagian bawah.

Bisa menyerang bayi. Selain menyerang orang dewasa, selulitis juga dapat terjadi pada newborn ataupun bayi. Tapi jangan dulu panikTapi Anda boleh sedikit berlega hati karena penyakit ini tidak mengancam jiwa dan bisa dicegah. Reaksi alergi lainnya seperti dermatitis kontak seringkali salah diagnosis sebagai Selulitis. Jika terdapat gatal dan tidak ada nyeri tekan, itu bukan Selulitis.

Gejala Selulitis, dapat terjadi di hampir semua bagian dari tubuh. Namun kasus yang paling sering terjadi adalah bagian kaki, tangan dan wajah, di mana daerah-daerah tersebut sedang terluka atau sebelumnya pernah terjadi luka. Gejala umum selulitis secara fisik dapat dilihat:
-  Awalnya kulit berwarna pink lalu berubah menjadi kemerahan.
-  Kulit yang terinfeksi terasa hangat dan lembut.
-  Kemerahan pada kulit wilayahnya semakin meluas.
-  Terjadi pembengkakan seperti melepuh di area yang terinfeksi.
-  Setelah luka membengkak lalu pecah kemudian mengeluarkan nanah.
-  Pembengkakan kelenjar getah bening di sekitar area kulit yang terinfeksi.
-  Demam dapat terjadi jika infeksi selulitis menyebar melalui darah.

Resiko terjadinya selulitis antara lain:
  • Cedera kulit yang tidak disengaja misalnya terkena garukan kuku yang tajam atau digigit serangga.
  • Sistem kekebalan tubuh yang lemah merupakan faktor risiko lain yang dapat mengembangkan infeksi selulitis.
  • Infeksi yang berkaitan dengan prosedur pembedahan.
  • Setiap kerusakan di kulit yang memungkinkan bakteri untuk menyerang kulit, (kondisi kulit kronis seperti eksim).
  • Benda asing yang berada dalam kulit.
  • Infeksi pada tulang di bawah kulit. (me)

Menangani dan Mencegah Selulitis


Ada beberapa faktor resiko yang bisa menjadi penyebab terjadinya selulitis, infeksi pada kulit dan jaringan lunak di bawah kulit yang disebabkan oleh bakteri. Ketahui penangananya agar dapat segera mengatasi gejalanya.

Jika gejala mulai:
  • Istirahatkan area tubuh yang terinfeksi, jangan sampai tersentuh tangan atau apapun yang higienitasnya tak terjamin.
  • Tinggikan daerah tubuh yang terinfeksi, misalnya daerah yang terinfeksi adalah bagian kaki maka angkatlah kaki tersebut. Hal itu akan membantu mengurangi pembengkakan dan meringankan rasa tidak nyaman.
  • Dokter akan memberikan antibiotik melalui suntikan atau infus (intravena  atau intramuskular antibiotik) pada bayi.
Bawa bayi ke rumah sakit, jika: 
  • Infeksi bertambah parah, melibatkan daerah-daerah atau area yang luas dekat dengan struktur penting, misalnya infeksi di sekitar rongga mata.
  • Demam tinggi, mual dan muntah.
  • Munculnya masalah medis lainnya yang mungkin akan terpengaruh oleh infeksi kecil sekalipun.
  • Terjadi perluasan, pembengkakan serta pengerasan pada daerah kulit yang memerah dan terinfeksi.
Penanganan yang tepat pada bayi:
  • Oleskan krim atau salep antibiotik jika luka semakin parah.
  • Bayi mungkin perlu rawat inap jika infeksi meluas atau muncul di daerah vital, seperti wajah. Dalam kebanyakan kasus tersebut, intravena antibiotik perlu diberikan sampai infeksi berada di bawah kontrol yang baik (dua sampai tiga hari) dan kemudian dapat beralih ke obat-obatan oral.
  • Pastikan untuk memberitahu dokter tentang reaksi apapun yang mungkin bayi alami pada masa lalu terhadap antibiotik!
  • Meskipun jarang, jika sampai terjadi abses atau kumpulan nanah dalam suatu jaringan, mungkin perlu dilakukan pembedahan.
  • Jaringan kulit mati pun mungkin akan perlu dipotong untuk mendukung proses penyembuhan.
  • Jangan menghentikan konsumsi antibiotik lebih awal, bahkan jika infeksi sepertinya telah hilang. Dokter akan melihat keadaan si kecil dalam dua sampai tiga hari, apakah selulitis sudah membaik atau belum.
Selulitis dapat dicegah!
  • Jaga kebersihan kulit bayi, jika memungkinkan teliti setiap jengkal kulitnya!
  • Lindungi bayi dari gigitan serangga yang memungkinkan menimbulkan gatal dan luka iritasi karena garukan.
  • Hindari situasi yang dapat melukai kulit bayi, seperti tercakar. Pastikan kuku orang dewasa di sekeliling bayi tidak panjang. Potong juga kuku si kecil sehingga tidak akan melukai kulit tubuhnya tanpa sadar.
  • Jika pada kulit bayi terdapat luka, bersihkan dengan hati-hati. Cuci area luka dengan cairan antiseptik dan pastikan bahwa cedera semakin membaik di hari-hari berikutnya. 
  • Tutupi luka dengan perban, hal ini membantu menjaga luka tetap bersih dan bakteri tidak masuk ke dalam luka. Jangan lupa untuk mengganti perban sesering mungkin. (me)

Komentar