Adab Mengantar Jenazah

Dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Siapa yang mengantarkan jenazah seorang Muslim dengan iman dan ihtisab hingga mensalatkannya dan selesai penguburannya, sesungguhnya dia akan kembali dengan membawa 2 qirath. Masing-masing qirath seperti gunung Uhud. Siapa yang mensalatinya saja kemudian pulang sebelum dikuburkan, sesungguhnya dia pulang membawa 1 qirath.” (Riwayat Bukhari)
Berkaitan dengan mengantar jenazah tersebut, ada beberapa adab yang harus diperhatikan.

1. Bersikap Tenang
Hendaknya bersikap tenang dan diam ketika mengantar jenazah ke makam. Imam Nawawi berkata, “Ketahuilah, sesungguhnya yang benar adalah bersikap tenang ketika mengantarkan jenazah, sebagaimana yang dipraktikkan oleh kalangan salaf. Tidak perlu mengeraskan suara dengan bacaan al-Qur’an, zikir, ataupun bacaan yang lain. Hal ini dianjurkan karena akan membuat jiwa seseorang lebih tenang dan pikirannya lebih terfokus pada hal-hal yang berkaitan dengan jenazah, dan inilah yang dituntut dalam kondisi tersebut.” (dalam Kitab Asna al-Muthalib Syarh Raud ath-Thalib)

2. Disegerakan
Bila yang meninggal orang saleh, hendaknya disegerakan. Di dalam sebuah Hadits, Rasulullah bersabda, “Bila jenazah diangkat dan orang-orang mengusungnya di atas pundak, maka bila jenazah itu baik, dia berkata, ‘Percepatlah perjalananku.’ Sebaliknya, bila jenazah itu tidak baik, dia akan berkata, ‘Celaka! mau dibawa ke mana aku?’ Semua makhluk mendengar suaranya kecuali manusia. Bila manusia mendengarnya, pasti pingsan.” (Riwayat Bukhari dan Muslim)

3. Berdiri Sejenak Di Sisi Makam
Orang-orang yang mengantar jenazah, setelah memakamkan hendaknya berdiri sejenak di sisi makam guna mendoakannya. Utsman RA berkata, “Nabi jika selesai menguburkan jenazah beliau berdiri sejenak dan bersabda, ‘Mohonlah ampunan bagi saudara kalian dan mintalah keteguhan untuknya, karena dia sekarang sedang ditanya’.” (Riwayat Abu Daud dan sahih menurut Hakim)

4. Menaburkan Tanah Seteleh Pemakaman
Dalam Hadits Ibnu Majah kitab Janaiz (catatan tentang jenazah ) yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, pada suatu saat Nabi Muhammad ta’ziah (melayat) terhadap sahabatnya yang meninggal. Setelah mensalatkannya kemudian beliau ikut mengantar jenazah ke kuburan. Setelah dikubur, kemudian beliau mendatangi makam tersebut sambil menggenggam tanah dan menaburkannya di atas kuburan sebanyak 3 kali. Dimulai dari arah kepala.

5. Nasehat Kematian dan Kehidupan Akhirat
Sebelum berdoa, boleh menyampaikan nasihat singkat mengenai kematian dan kehidupan akhirat. Hal ini dimaksudkan agar jiwa orang-orang yang hadir menjadi lebih tenang dan lebih siap untuk bermunajat kepada Allah. Diriwayatkan dari Ali RA, dia berkata, “Kami sedang menghadiri pemakaman jenazah di Baqi’ Gharqad. Kemudian Nabi datang lalu duduk dan kami pun duduk di sekitar beliau. Beliau memegang sebuah tongkat pendek. Beliau menunduk dan mematuk-matukkan ujung tongkat pendek itu ke tanah. Beliau lalu bersabda: ‘Tidak ada seorangpun dari kalian, tidaklah ada jiwa yang diciptakan, kecuali telah ditetapkan tempatnya di surga atau di neraka, dan telah ditetapkan sebagai orang celaka atau bahagia.’ Seorang sahabat berkata, ‘Wahai Rasulullah, kalau begitu apakah kita tidak sebaiknya menyerahkan diri pada ketetapan itu’. Beliau menjawab, ‘Beramallah, karena setiap orang dimudahkan untuk beramal sesuai dengan apa yang dia diciptakan untuknya’.” (Muttafaq Alaih).

6. Mengambil Pelajaran
Hendaknya para pengantar mengambil pelajaran berharga atas pengalamannya mengusung dan mengantarkan jenazah. Nabi bersabda: ”Jenguklah orang sakit dan iringilah jenazah, dengan demikian kalian akan mengingat akhirat.” (Riwayat Ahmad)* Bahrul Ulum/Suara Hidayatullah, APRIL 2011

Komentar