Mereka tidak akan memerangi kamu dalam Keadaan bersatu padu, kecuali dalam kampung-kampung yang berbenteng atau di balik tembok. permusuhan antara sesama mereka adalah sangat hebat. kamu kira mereka itu bersatu, sedang hati mereka berpecah belah. yang demikian itu karena Sesungguhnya mereka adalah kaum yang tidak mengerti. ( Al Hasyr : 14 ).
Nikmat yang paling agung setelah iman adalah dipersatukannya hati kita atas dasar keimanan. Dipersatukannya kita dalam uhuwan islamiyah, adanya saling itsar dan lebih mengutamakan kepentingan saudaranya, ini adalah perkara penting dalam hidup berjama’ah. Dan musibah paling buruk yang menimpa seseorang setelah keimanan adalah perpecahan dan perceraian. Saling mengghibah dan meremehkan saudaranya, menaruh curiga terhadap sesama dan yang lainnya.
Persatuan dan kesatuan itu merupakan syarat untuk mencapai kemenangan. Betapapun kuatnya persenjataan dan perlengkapan serta kesatuan tentara, tidak akan ada artinya, apabila mereka tidak bersatu dan tidak yakin akan tercapainya cita-cita mereka. Tetapi bangsa atau umat yang bersatu dengan perlengkapan yang memadai akan dapat mencapai segala yang mereka cita-citakan. Ketentuan ini berlaka bagi seluruh umat manusia di manapun mereka berada.
Akantetapi Allah Ta’ala jadikan bagi orang kafir perpecahan dan permusuhan. Karena memang persaudaraan mereka hanya dilandasi sebuah nasionalisme semu dan kropos. Kalian melihat mereka bersatu, padahal hati mereka bercerai berai. Mereka menjadikan nasonalisme sebagai perekat hubungan antara satu individu dengan individu lainnya. Sedemikian rupa “berhala” itu diagungkan sehingga para anggota masyarakat yang “menyembahnya” merasakan tumbuhnya semacam “kasih-sayang” di antara mereka satu sama lain. Suatu bentuk kasih-sayang yang bersifat artifisial dan temduaporer. Ia bukan kasih-sayang yang sejati apalagi abadi.
Mereka tidak akan mendapat persatuan hati karena landasan mereka kropos. Gambaran mengenai berhala pencipta kasih-sayang palsu ini dijelaskan berkenaan dengan kisah Nabiyullah Ibrahim ’alaihis-salam.
وَقَالَ إِنَّمَا اتَّخَذْتُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَوْثَانًا مَوَدَّةَ بَيْنِكُمْفِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ثُمَّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكْفُرُ بَعْضُكُمْ بِبَعْضٍ وَيَلْعَنُبَعْضُكُمْ بَعْضًا وَمَأْوَاكُمُ النَّارُ وَمَا لَكُمْ مِنْ نَاصِرِينَ
Dan berkata Ibrahim ’alaihis-salam, “Sesungguhnya berhala-berhala yang kamu sembah selain Allah adalah untuk menciptakan perasaan kasih sayang di antara kamu dalam kehidupan dunia ini kemudian di hari kiamat sebahagian kamu mengingkari sebahagian (yang lain) dan sebahagian kamu melaknati sebahagian (yang lain); dan tempat kembalimu ialah neraka, dan sekali-kali tak ada bagimu para penolongpun.” (QS. Al-Ankabut [29] : 25)
Tafsir ayat
ayat diatas adalah sebuah potongan dari kesatuan kisah tentang persaudaraan bani Nadhir dengan orang-orang munafiq di Madinah. Janji-janji yang disampaikan oleh Abdullahbin Ubay bin Salul kepada orang-orang yahudi bani Nadzir untuk menolong mereka jika diusir dari Madinah hanyalah kebohongan. Persaudaraan antara orang munafik dan yahudipun hanyalah persaudaraan yang lemah.
Ibnu Katsir menjelaskan : Mereka tidak akan memerangi kamu dalam keadaan bersatu padau, kecuali dalam kampong-kampung yang berbenteng atau dibalik tembok. Yakni mereka bersifat pengecut dan gundah hati mereka. Mereka tidak berani memerangi tentara islam baik dengan perang tanding atau berhadapan langsung, tetapi dengan berlindung di dalam benteng atau dibalik tembok tembok dalam keadaan terkepung. Mereka berperang karena terpaksa guna mempertahankan diri.
Setelah itu Allah Ta’ala berfirman permusuhan diantara mereka sangatlah hebat. Maksudnya permusuhan diantara sesama mereka sungguh sangat dasyat. Olehkarena itu Allah Ta’ala berfirman Kamu mengira mereka itu bersatu sedang hati mereka berpecah belah.” Maksudnya engkau melihat mereka berkumpul sehingga engkau mengira mereka bersatu padu, padahal mereka itu dalam perpecahan yang amat sangat.
Imam Ibnu Jarir berkata : permusuhan antara sesama mereka adalah sangat hebat. Permusuhan sebagian orang-orang kafir dari yahudi pada sebagian mereka itu sangatlah keras. Kalian mengira mereka itu bersatu, yaitu orang-orang munafik dengan ahli kitab, kalian mengira mereka itu bersaudara dan dalam satu kata. Padahal hati mereka berpecah belah. Yaitu hati mereka berselisih karena permusuhan sebagian mereka pada sebagian yang lain.
yang demikian itu karena Sesungguhnya mereka adalah kaum yang tidak mengerti. Ini adalh sifat yang Allah kabarkan pada kalian tentang urusan orang-orang yahudi dan munafiqin. Yang demikian itu karena berpecah belahnya tujuan mereka. Dan juga permusuhan sebagian mereka dengan sebagian lainnya dikarenakan mereka adalah kaum yang tidak berakal.
Qatadah menafsirkan;'”Mereka berkumpul tetapi tidak dapat disatukan. Karena orang yang tegak di atas yang batil itu berbeda pendapat mereka, berbeda kesaksian mereka dan berbeda Pula keinginan-keinginan mereka. Mereka hanya bersatu dalam satu hal saja, yaitu memusuhi kebenaran.” [ Tafsir At Tabari pada ayat tersebut ].
Begitulah al qur’an dengan tafsirnya telah menjelaskan tentang persatuan orang-orang kafir dalam melawan islam. Apa yang kitalihat dari persaudaraan mereka itu hanyalah sesuatu yang Nampak, sementara hati mereka bercerai berai. Sangat mudah untuk dicerai beraikan. Karena memang tidak ada kebersamaan kecuali karena harta, tidaklah ada perjuangan kecuali karena harta. Dan jika mereka diperintahkan untuk memilih antara peperangan dengan dinaikkan pangkatnya atau tidak perang tetapi tidak ada kenaikan pangkat, tentulah mereka menginginkan untuk tidak berperang. Mari songsong kemenangan dengan persatuan, karena memang kemenagan adalah milik orang-orang yang beriman.(Dikutip dari majalah annajah edisi 89 rubrik tafsir)
Komentar
Posting Komentar