Allah SWT memberi petunjuk kepada
siapa saja yang dikehendaki. Begitulah yang terjadi pada diri Cindy
Claudia Harahap, putri sulung dari musisi
veteran Rinto Harahap. Saat usia belasan tahun, Cindy terombang-ambing
hidup di tengah-tengah keluarga Muslim dan non-Muslim. Keluarga ayahnya
non-Muslim sementara keluarga dari ibu beragama Islam. Suatu saat,
sekitar tahun 1991, penyanyi kelahiran Jakarta, 5 April 1975 ini sedang tiduran tengah malam di atas rumput halaman asrama di Australia.
Saat itu, Cindy bersama sahabat
karibnya yang juga artis papan atas Indonesia, Tamara Blezinsky, sedang
menempuh pendidikan di St Brigidf College. Setiap hari mereka ngobrol
karena hanya mereka berdua orang Indonesia. Mereka juga mempunyai
kondisi yang sama tentang orang tua. Suatu malam Cindy benar-benar
diperlihatkan keagungan Allah. Ketika memandang ke langit yang cerah
terlihat bulan sabit yang bersebelahan dengan bintang yang indah sekali.
”Saya bilang sama Tamara, kayaknya
saya pernah lihat ini di mana ya, kok bagus banget. Kayaknya lambang
sesuatu, apa ya?”, kenang penyanyi dan pencipta lagu ini. Tamara
menjawab kalau itu lambang masjid. ”Jangan-jangan ini petunjuk ya kalau
kita harus ke masjid,” jawab Cindy selanjutnya. Ia memang jarang sekali
melihat masjid selama di Australia. Cindy pun berfikir dan mengajak
Tamara masuk Islam.
”Suatu hari saya terpanggil untuk
memeluk agama Islam,” kata sulung tiga bersaudara. Setelah kembali ke
Indonesia, Cindy dan Tamara pun lama berpisah. Saat kemudian bertemu di
Jakarta, ternyata mereka sudah sama-sama menjadi mualaf.
Pelantun tembang melankolis ini mengungkapkan inti dirinya masuk Islam
lebih pada panggilan jiwa dan hati. Karena, lanjutnya, orang memeluk
agama itu sesuatu yang tidak bisa dipaksakan, tergantung masing-masing
orang.
Selain dari diri sendiri adakah pihak
lain yang mempengaruhi? Cindy mengatakan selain mamanya juga Mas Thoriq
(Thoriq Eben Mahmud, suaminya). Dari awal saat pacaran, Cindy banyak
belajar tentang Islam dari Thoriq, laki-laki keturunan Mesir. Mereka
sering berdiskusi dan Thoriq pun menjelaskan dengan bijaksana dan
kesabaran. Menurut Cindy, Thoriq tidak pernah memaksanya bahkan dia
sering membelikan buku-buku tentang Islam.
”Terkadang kayak anak TK dibelikan
juga buku cerita yang bergambar. Tapi justru jadi tertarik, sampai
akhirnya saya dibelikan Alquran dan benar-benar saya baca apa artinya,”
tutur artis yang menikah 4 juli 1998. Cindy melisankan Dua Kalimat
Syahadat di hadapan seorang guru agama Islam SMA 34 Jakarta. ”Di sebuah
tempat yang sangat sederhana, tepatnya di mushalla kecil sekolah itu,
saya mulai memeluk Islam,” katanya.
Dalam proses mempelajari Islam, istri
mantan pilot Sempati ini mengakui tidak menghadapi banyak kendala yang
berarti, cuma memang harus menyesuaikan diri. Cindy sudah terbiasa
melihat ibadah keluarganya yang beragama Islam. Bahkan sebelum masuk
Islam, ia sudah sering ikut-ikutan puasa.
Dalam belajar mengaji, Cindy
mendatangkan ustad ke rumah. Pada awalnya memang ada kesulitan, tapi
akhirnya bisa berjalan lancar. Cindy mengatakan, keluarganya sangat
toleran terhadap agama karena pada dasarnya semua agama itu sama,
mengajarkan yang baik hanya caranya yang berbeda-beda. ”Papa pernah
bilang apapun agama yang saya putuskan untuk dianut itu terserah.
Yang penting dilaksanakan dengan
sungguh-sungguh,” ujar artis yang sedang syuting sinetron untuk Ramadhan
mendatang. Sebelumnya, Cindy sempat berfikir menjadi Muslimah
sepertinya repot sekali. Kalau mau masuk masjid untuk shalat, misalnya,
harus wudhu dan harus pakai mukena dulu. ”Mau shalat saja harus repot.
Apalagi ada bulan Ramadhan yang harus puasa.
Saya sempat berfikir kalau Islam agama
yang repot,” ujar ibu dua anak bernama Sabrina Aisya Putri dan Aprilia
Omar Syarif ini. Setelah mempelajari Islam dengan benar, Cindy menyadari
itulah kelebihan Islam bila dibandingkan dengan agama lain. ”Kalau kita
hendak menghadap Allah, kita harus benar-benar dalam kondisi yang
bersih.
Bersih jiwa dan bersih diri,”
tuturnya. Cindy mengungkapkan, alangkah bahagianya kita sebagai umat
Islam dikasih bulan ramadhan, di mana kita diberi kesempatan untuk
membenahi diri. ”Menurut saya, bulan Ramadhan itu bulan bonus dan setiap
tahun saya merasa kangen dengan Ramadhan”.
Selama ini Cindy selalu berusaha
membagi waktu sebisa mungkin tidak meninggalkan ibadah. ”Kalau kita ada
waktu ya ibadah harus dilakukan. Cuma saya tidak munafik, sebagai
manusia masih harus berusaha agar ibadah tidak bolong dan tetap lancar,”
penyanyi yang sudah menelorkan enam album ini menuturkan. Ia mengakui
bila jadwal syuting padat, ibadah shalat suka terlewatkan.
Tapi bila sedang berada di rumah,
bersama suami menunaikan shalat jamaah. Cindy pun sejak dini
memperkenalkan kepada anaknya kehidupan agama dengan memasukkan anak
pertamanya ke TPA (Tempat Pendidikan Alquran) di masjid dekat rumah.
Cindy mengisahkan beberapa bulan setelah menikah diberi hadiah
pernikahan oleh mertua berupa umrah bersama suami.
Ia merasa sangat berkesan saat pertama
melihat Ka’bah karena sebelumnya hanya disaksikan lewat televisi atau
gambar saja. Waktu itu, Cindy berangkat umrah bulan Ramadhan dan ia
sedang hamil enam bulan. Cindy mengaku justru bisa menunaikan ibadah
puasa di sana yang tadinya di Jakarta tidak bisa puasa. ”Alhamdulillah,
sampai di sana tidak ada kendala atau kejadian buruk apapun,” kata
penyanyi yang sedang mempersiapkan album bernuansa dakwah.
Komentar
Posting Komentar