Antara Yusuf Derbeshyre, Hamza dan Safiyya


Kisah Yusuf Derbeshyre menjadi seorang muslim boleh dibilang unik. Ia secara tak sengaja menemukan buku biografi tentan Nabi Muhammad Saw. lalu tertarik untuk membaca isinya dan kemudian memutuskan untuk menjadi seorang muslim.
Derbeshyre mengungkapkan, sebelum menjadi seorang muslim, ia seperti pemuda Inggris pada umumnya, yang suka menghabiskan malam Minggu dengan minum-minum--minuman beralkohol tentunya--dan melakukan kegiatan sejenis hanya untuk bersenang-senang.
Kehidupan Derbeshyre berubah sekira lima tahun yang lalu, ketika ia pergi berlibur ke Yunani. Saat tiba di bandara, ia langsung masuk ke sebuah toko buku untuk mencari buku-buku yang akan dibacanya selama liburan nanti.
"Duduk di pinggir kolam renang, berjemur sambil membaca buku, saya tidak perlu bawa buku banyak-banyak!" pikirnya saat itu.

Derbeshyre mencoba mengingat nama toko buku yang ia masuki di bandara Yunani, kalau tidak salah nama tokonya "WHSmith". Ia tidak menemukan banyak buku, dan hanya menemukan sebuah buku yang menurutnya menarik untuk dibaca. Ia lalu mengangkat tas ranselnya ke pundak, dan ketika akan beranjak, Derbeshyre menyenggol sebuah rak buku sehingga buku-buku dalam rak itu jatuh berantakan.
Ia merasa sedikit agak canggung, namun mencoba menghilangkannya dengan segera memungut buku-buku itu dan menempatkannya kembali ke dalam rak. Saat itulah Derbeshyre menemukan sebuah buku yang ditulis oleh penulis Barat bernama Barnaby Rogerson. Judul bukunya "The Prophet Muhammad: A Biography"
"Saya membaca halaman pertama, sepertinya menarik. Saya baca halaman kedua, lalu membawa buku itu ke kasir, saya membelinya dan membacanya selama liburan.
Setelah membaca buku biografi Nabi Muhammad Saw. itu, Derbeshyre merasa ingin mempelajari lebih jauh apa yang ia baca dalam buku tersebut. Begitu pulang dari liburan, ia mendatangi sebuah masjid lokal dan mengatakan pada pengurus masjid bahwa ia belajar lebih banyak tentang Islam.
Seorang imam--yang kemudian membimbing Derbeshyre bersyahadat--kala itu mengatakan, "Baiklah, saya katakan sejujurnya pada Anda, cara terbaik untuk memahami Islam adalah dengan menjadi seorang muslim."
Tanpa berpikir dua kali, Derbeshyre langsung setuju dan saat itu juga ia mengucapkan dua kalimat syahadat di masjid itu. Ia menambahkan "Yusuf" sebagai nama islami di depan namanya. Subhanallah ...
Hamza dan Safiyya
Yusuf Derbeshyre mengungkapkan, sebagai seorang mualaf, ia merasa memiliki ikatan kuat dengan salah seorang tokoh sahabat Rasulullah Saw. bernama Hamzah, dan sahabat-sahabat Rasulullah Saw. lainnya yang juga mualaf.
Menurut Derbeshyre perasaan keterikatan saya dengan Hamza, karena latar belakang kehidupan Hamza sebelum menjadi muslim; ia menjalani kehidupan yang keras dan suka minum minuman keras, hampir mirip dengan kehidupan Derbeshyre sebelum memeluk Islam.
"Maka, ketika saya menunaikan ibadah haji, saya berkunjung ke kawasan Gunung Uhud dimana Hamza gugur dalam peperangan. Saya turun dari bis, menuju ke pemakaman. Saya berjalan dan seperti merasakan suasana yang sangat tenang. Perasaan saya membuncah, dan air mata tiba-tiba menetes begitu saja di wajah saya. Saya tak bisa berhenti menangis, saya tidak tahu mengapa," tutur Derbeshyre mengungkapkan pengalamannya.
Ia menyempatkan diri berdoa untuk para syuhada dan Hamza sebelum kembali ke bis. Enggan rasanya Derbeshyre meninggalkan tempat itu, dan ketika ia melewati kembali area pemakaman, ia menangis lagi. Seseorang yang melihatnya menangis bertanya, "Ada apa?".
Dengan bantuan seorang penerjemah, Derbeshyre mengatakan pada orang yang bertanya padanya, "Ketika Nabi kita melihat apa yang terjadi dengan pamannya, beliau menangis, hanya menangis dan menangis. Mungkin beliau meninggalkan sesuatu di sana untuk orang-orang yang ingin menemukannya. Dan saya merasakan itu di sini, di dalam dada saya, untuk Hamza dan ini membuat perasaan saya sangat tersentuh."
Sepulang dari ibadah haji, Derbeshyre mengatakan pada istrinya yang ketika itu sedang hamil, "Jika anak kita laki-laki, saya ingin menamakannya Hamza". Tapi ternyata, ia dianugerahi anak perempuan. Derbeshyre berusaha mencari informasi lewat internet apakah ada kerabat Hamza yang perempuan, namun ia tidak menemukannya.
Istrinya lalu menyarankan suaminya untuk bertanya pada ibunya. Beberapa hari kemudian, ibu Derbeshyre memberitahukan bahwa ia menemukan tiga nama perempuan yang berkaitan dengan Hamza. Salah satu nama yang sangat disukai Derbeshyre adalah Safiyya, yang kemudian ia gunakan sebagai nama untuk bayi perempuannya.
Beberapa bulan setelah memberi nama putrinya Safiyya, Derbeshyre merasa sangat tertekan dan frustasi. I mengambil sebuah buku, membuka halaman buku sekenanya dan ingin tahu apa isinya. Ternyata halaman buku yang ia buka, bercerita tentang situasi setelah Perang Uhud, ketika jenazah para syuhada dikafani dan dikebumikan di lokasi itu. Dari kisah itu, muncul nama saudara perempuan Hamza yang datang dengan dua helai kain untuk membungkus jenazah, dan nama saudara perempuan Hamza itu adalah Safiyya

Komentar