Dengan Ibu, Semua Akan Beres






Bungkus beng-beng yang lengket membuat kursi menjadi kotor, lengket dan sepertinya tidak akan bisa diduduki oleh siapapun yang akan bertamu ke rumah kami. Ini pasti kerjaan Rayhan si kecil yang asyik makan beng-beng dan membuang bungkusnya sembarangan. Bukan hanya itu, mangkuk bekas makan indomie rebus yang tersisa kuahnya sedikit, oleh sang kakak si pemilik mangkuk, dibiarkan begitu saja menggeletak persis di bawah meja dekat televisi.  Dan lagi-lagi, ibu harus mengangkatnya lalu membersihkannya. Dengan membungkuk-bungkuk kesana kemari, dalam sekejap ruangan televisi yang biasa digunakan untuk anak-anak menghabiskan waktunya setelah pulang sekolah pun menjadi bersih dan rapih dibuat ibu.

Sebentar kemudian, ibu berbalik menuju kamar Andi sang kakak sulung, yang juga meletakan sepatu bolanya di bawah tempat tidur serta sepasang kaus kaki berserakan, satu diujung meja dan satu lagi ada dibawah tempat tidur. Lalu dengan gesitnya ibu membereskan semuanya. Dalam waktu kurang dari setengah jam, kamar Andi pun menjadi bersih dan rapih. Ibu kemudian ke dapur, dan tak lama ibu sudah asyik dengan pekerjaannya, menyediakan masakan yang sedap-sedap, dari sup telur burung puyuh, ayam goreng, sampai perkedel, kerupuk dan lalapan serta sambal ditambah telur mata sapi yang dibubuhi kecap manis untuk si kecil. Dan tidak lama kemudian semua makanan pun sudah siap di santap di meja makan.

Mata ibu pun melihat ke arah sepeda anak-anak yang tegeletak di dekat garasi. Tentu saja bila ayah pulang, sepeda anak-anak akan membuat mobil ayah terhalang untuk dapat diparkir dengan tenang. Ibu kemudian merapihkan tiga sepeda dan meletakkannya dengan manis dipojok garasi. Tempat sampah juga tak luput dari sentuhan ibu, dengan gesit, ibu mengganti isi tempat sampah dengan plastik baru sehingga tempat sampah menjadi bersih kembali.

Ibu sendiri nampak puas dengan hasil kerja ibu. Memang ditangan ibu, rumah selalu beres dan dengan cepat semua pekerjaan di rumah menjadi beres ditangan ibu. Bukan hanya itu, ibu pun dapat menyelesaikan pekerjaan dengan waktu yang singkat, rapih dan sesuai dengan yang ibu inginkan. Dengan ibu, semua menjadi beres.

Namun hal yang mungkin ibu lupa. Bila ibu membereskan semuanya dan menyiapkan semuanya, apakah anak-anak akan berpikir bahwa tidak apa-apa memberantakan semua barang, menaruh mangkuk indomie di sembarang tempat, meletakkan celana panjang training yang bekas dipakai diatas tempat tidur yang sudah bersih, karena toh ada ibu yang akan membereskan.
Ibu memang membereskan semua yang tidak pada tempatnya dan mengerjakan semua yang ada di rumah dengan senang hati walau tentu saja rasa lelah pasti ada. Ibu memang membereskan semuanya, namun ibu lupa bahwa anak harus diajarkan mandiri agar ketika ibu sudah tidak ada maka anak-anak akan mampu mengerjakan semuanya sendiri tanpa bantuan ibu.

Di luar negeri, semua anak memiliki tanggungjawab masing-masing dalam keluarganya. Mereka sudah di didik untuk mandiri, mengerjakan apa-apa sendiri, dan sejak masih kecil sudah biasa bersih, efisien serta membereskan bekas barang yang dipakainya dengan rapih dan meletakkan sesuatu kembali pada tempatnya. Berbeda dengan anak-anak kita di Indonesia, apalagi dengan bantuan adanya pembantu di rumah, maka anak tidak terbiasa mengerjakan apa-apa sendiri, dan  selalu meletakkan sesuatu tidak pada tempatnya sehingga selalu berantakkan.

Kejadian gunting yang hilang atau charger handphone yang setelah dipegang anak-anak kemudian menjadi hilang merupakan hal yang biasa dalam rumahtangga di Indonesia. Anak-anak tidak diajarkan atau dididik untuk meletakkan kembali barang-barang pada tempatnya, padahal dengan mengajarkan anak-anak untuk disiplin dan mandiri serta mengerjakan perkerjaan rumah, minimal meletakkan kembali mangkuk bekas makan indomie di dapur, akan membuat anak menjadi memiliki tanggung jawab.

Bila ibu selalu membereskan semuanya dan mengerjakan semuanya sendiri, maka anak-anak tidak akan bisa apa-apa. Ketika anak sudah usia remaja dan dewasa tidak bisa apa-apa, ibu akan risau, dan bila ibu risau, berarti tugas ibu akan semakin bertambah bukan semakin beres. Jadi sebetulnya ketika ibu membereskan semuanya sendiri, sebetulnya ibu telah mendidik anak-anaknya untuk menjadi orang yang tidak mampu membereskan apa-apa.

Sumber Foto : rumahyogurt.com

Komentar