Pelajaran Dari Bangsa Burung







Oleh: Muhaimin Iqbal   KETIKA Allah memerintahkan kita untuk memperhatikan burung-burung yang terbang di angkasa (QS 67:19), pastilah banyak pelajaran yang bisa dipetik dari kemampuan terbang bangsa burung ini. Di antaranya adalah kebiasaan burung-burung yang mampu terbang jauh sekali, mereka adalah dari berbagai jenis burung seperti angsa liar, pelican dan burung yang disebut arctic tern (Sterna paraiseae) . Yang terakhir ini mampu terbang dari kutub utara di musim panas dan kembali ke kutub selatan dengan menempuh jarak pergi pulang sekitar 30,000 – 40,000 km atau sekitar 2-2.5 kali Jakarta – Jeddah pergi pulang.

Bagaimana bangsa burung bisa melakukan perjalanan yang luar biasa ini? Ternyata mereka hanya bisa melakukannya bila ‘berjamaah’ dalam jumlah besar. Ketika mereka terbang bersama dalam jumlah besar , mereka bisa membentuk formasi V dengan sempurna. Begitu burung-burung yang di depan (yang di ujung lancip huruf V) mengepakkan sayap-sayap mereka, kepakan-kepakan ini menimbulkan daya angkat bagi burung-burung yang ada di belakangnya – begitu seterusnya.

Burung-burung yang terbang di depan akan lebih cepat lelah karena mereka yang lebih banyak  bekerja ‘membelah udara’. Ketika burung-burung yang didepan ini kelelahan , mereka segera pindah ke barisan paling belakang dan tempatnya digantikan oleh burung-burung  yang semula berada tepat di belakangnya. Begitu seterusnya mereka  melakukan suksesi kepemimpinan dalam perjalanan panjangnya.


Bila ada salah satu burung yang terpencar dari formasi V, dia segera sadar  bahwa terbang sendirian sangatlah berat  sehingga mereka segera kembali ke formasi rombongan-nya  – konon yang terbang di formasi V bisa 70% lebih efisien ketimbang yang terbang tidak beraturan atau terbang sendiri-sendiri.

Bila ada salah satu burung yang jatuh karena  sakit, kelelahan atau mengalami kecelakaan, dua burung lain akan menyertainya.  Dua burung ini memberikan penjagaan dan pendampingan, sampai yang jatuh tersebut bisa terbang lagi atau mati. Setelah itu baru mereka akan mengejar rombongannya kembali.

Berikut adalah link video contoh formasi V yang dibentuk oleh sekelompok burung tersebut.

Ada setidaknya empat pelajaran yang bisa kita ambil dari terbangnya burung-burung yang bermigrasi secara berkelompok tersebut.

Pertama, adalah individu-individu yang mempunyai kesamaan visi dan tujuan, akan lebih ringan dalam pencapaian tujuannya bila mereka melakukannya secara bersama-sama. Dengan cara ber-‘jamaah’ mereka akan bisa saling memberikan daya dorong satu sama lain – secara bersama-sama merekapun saling meringankan beban.

Kedua, adalah bila salah satu individu keluar dari jamaah; dia akan segera merasakan beban berat menghadapi tantangan hidupnya karena sendirian – dia akan segera kembali dan bergabung dengan jamaahnya.

Ketiga, untuk para pemimpin di garis depan, hendaknya mereka sadar bahwa mereka tidak selamanya mampu bertahan di depan. Dia harus tahu kapan waktunya untuk mundur dan memberi kesempatan yang masih segar untuk memimpin perjalanan jamaah-nya.

Keempat, adalah bila ada salah satu anggota jamaah yang terkena musibah, mereka tidak boleh ditinggal sendirian. Harus ada jamaah lain yang memberi dukungan dan pendampingan sampai yang terkena musibah ini bisa bangkit kembali.

Sejak keturunan pertama anak manusia di bumi, yaitu anak Nabi Adam A.S. dan Siti Hawa; Allah sudah memberinya pelajaran dengan mengirimkan seekor burung.

فَبَعَثَ اللّهُ غُرَاباً يَبْحَثُ فِي الأَرْضِ لِيُرِيَهُ كَيْفَ يُوَارِي سَوْءةَ أَخِيهِ قَالَ يَا وَيْلَتَا أَعَجَزْتُ أَنْ أَكُونَ مِثْلَ هَـذَا الْغُرَابِ فَأُوَارِيَ سَوْءةَ أَخِي فَأَصْبَحَ مِنَ النَّادِمِينَ

“Kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak menggali-gali di bumi untuk memperlihatkan kepadanya (Kabil) bagaimana dia seharusnya menguburkan mayit saudaranya. Berkata Kabil: "Aduhai celaka aku, mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat menguburkan mayit saudaraku ini?" Karena itu jadilah dia seorang di antara orang-orang yang menyesal.” (QS 5:31).

Dengan banyaknya tantangan yang dihadapi umat saat ini, tidak ada cara lain untuk menghadapinya kecuali dengan berjamaah mengumpulkan seluruh kekuatan umat yang ada, baik itu di bidang ekonomi, politik, social, pendidikan dlsb. Jangan sampai karena tidak berjamaah kita menyesal dan berucap : “Aduhai celaka aku, mengapa aku tidak mampu berjamaah seperti rombongan burung-burung itu…”.

Berjamaah’ di bidang politik, sosial, pendidikan dlsb. sudah banyak yang merintisnya, maka kini waktunya pula untuk mulai dirintis jamaah dalam hal pemenuhan kebutuhan umat - yaitu ber-‘jamaah’ dalam bidang ekonomi. BeyBus atau Beyond Business adalah salah satu cikal bakal integrasi bisnis-bisnis yang dimaksudkan untuk mulai membangun kekuatan ekonomi umat secara bersama-sama, kekuatan ekonomi umat yang kini masih banyak berserakan harus ada yang  mulai merangkainya untuk bisa terbang bersama dalam suatu formasi untuk mencapai kemenangan, dengan saling memberi dorongan dan saling meringankan.

Bangsa burung saja bisa terbang dalam formasi V yang selain indah juga sangat efisien – lengkap dengan segala aturan dan prosedurnya, masak manusia yang lebih cerdas tidak bisa melakukannya ?.

Bahwasanya bangsa burung akan tetap menjadi pelajaran bagi umat ini dari awal sampai akhir jaman, ini Allah sendiri yang memberitahu kita untuk memperhatikan mereka : “Dan apakah mereka tidak memperhatikan burung-burung yang mengembangkan dan mengatupkan sayapnya di atas mereka? Tidak ada yang menahannya (di udara) selain Yang Maha Pemurah. Sesungguhnya Dia Maha Melihat segala sesuatu.” (QS 67:19) Semoga kita bisa benar-benar mengambil pelajaranNya. Amin.

Penulis Direktur Gerai Dinar, dan komunis www.hidayatullah.com

Komentar