Sampaikanlah Walau Satu Ayat


Wahyu yang kedua kalinya turun Ya ayyuhal Mudatsir. Hai orang yang berselimut, bangunlah, lalu berilah peringatan!. Buat dakwah. Kita mengetahui wahyu yang pertama kali turun adalah Iqra Bismi Rabbikal Lazi Khalaq. “Bacalah, Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya “.

Wahyu yang pertama terdiri dari 5 ayat. Nabi SAW waktu itu masih faham 5 ayat saja. Sudah diperintahkan buat dakwah. Sekembalinya dari Gua Hira Nabi Muhammad SAW menggigil dan berselimut. Malaikat Jibril datang kembali menyampaikan wahyu yang kedua. Ya ayyuhal Mudatsir, Hai orang yang berselimut, bangunlah, bangunlah. Buat dakwah. Yang perlu digaris bawahi disini Nabi SAW ketika itu masih tahu 5 ayat saja. Tetapi sudah disuruh buat dakwah. 


Di hari pertama Nabi SAW buat dakwah. Beliau telah dakwah kepada istrinya Khadijah dan masuk islam. Dakwah kepada Zaid bin Haritsah dan masuk islam. Zaid adalah seorang budak yang dibeli oleh Nabi SAW dan menjadikannya anak angkat. Dakwah kepada keponakannya Ali bin Abi Thalib dan masuk islam. Dakwah kepada temannya Abu Bakar dan masuk islam. Di hari pertama Nabi SAW buat dakwah telah mengislamkan 4 orang. 

Abu Bakar telah bertanya kepada Nabi SAW. Ya Nabi Allah apa tugas dan kewajiban saya? Nabi SAW menjawab :”Apa tugas saya itulah tugas kamu”. Apa tugas Nabi SAW? Buat dakwah. Abu Bakar pun langsung buat dakwah. Yang perlu digaris bawahi disini Abu Bakar ketika itu tidak tahu apa-apa mengenai islam dan tidak satu ayat pun yang beliau tahu. Yang diketahui Abu Bakar islam itu adalah “Dakwah”. Abu Bakar ketika itu Cuma tahu satu kalimat saja. Yaitu kalimat iman.  “Laa ilaaha illallaah Muhammadur Rasulullah”.   
   
Dari Aisyah r.ha. menceritakan, “Abu Bakar ra. keluar untuk menemui Rasulullah SAW karena memang ia sudah bersahabat dengan Nabi SAW sejak masa jahiliyah. Ketika bertemu dengan Nabi SAW. ia berkata, “Hai Abdul Qasim (Nabi Muhammad SAW), Engkau telah diasingkan dari majelis kaummu, dan mereka menuduhmu telah menghina nenek moyang mereka.” Rasulullah SAW bersabda, “Aku adalah Rasul Allah, aku mengajak engkau kepada (agama) Allah.” Setelah beliau selesai menyampaikan ucapannya (dakwahnya), maka Abu Bakar ra. pun memeluk Islam. Lalu Rasulullah SAW pergi meninggalkan Abu Bakar, dan tiada seorang pun di antara kedua bukit Makkah yang lebih berbahagia daripada Rasulullah SAW dengan masuk islamnya Abu Bakar ra. Dari sana Abu Bakar ra. pergi kepada Utsman bin Affan, Thalhah bin Ubaidillah, Zubair bin Awwam, dan Saad bin Abu Waqqash r.hum. (untuk mengajak mereka kepada Islam). Maka mereka pun semuanya memeluk Islam. Esok harinya Abu Bakar ra datang kepada Utsman bin Mazhun, Abu Ubaidah bin Jarrah, Abdur Rahman bin Auf, Abu Salamah bin Abdul Asad, dan Arqam bin Abil Arqam, lalu membawa mereka semua (kepada Rasulullah SAW maka mereka pun masuk Islam).” (Al Bidaayah Wan Nihaayah III/80)

Dihari pertama Abu Bakar masuk islam, beliau telah mengislamkan 4 orang dan di hari kedua Abu Bakar masuk islam, beliau telah mengislamkan 5 orang lagi. Dalam jangka 2 hari Abu Bakar sudah mengislamkan 9 orang. 

Jadi, 10 Assabiqunal Awwalun itu adalah 4 orang taskilan Nabi SAW dan 6 orang taskilan Abu Bakar yaitu : Khadijah, Zaid bin Haritsah, Ali bin Abi Thalib, Abu Bakar, Utsman bin Affan, Thalhah bin Ubaidillah, Zubair bin Awwam, dan Saad bin Abu Waqqash, Utsman bin Mazhun, Abu Ubaidah bin Jarrah.        
Nabi SAW baru faham 5 ayat sudah diperintahkan buat dakwah. Abu Bakar baru tahu satu kalimat “Laa ilaaha illallaah Muhammadur Rasulullah” sudah diperintahkan buat dakwah.
  1. Bolehkah anak kecil mengumandangkan adzan...? Jawabnya boleh.
  2. Bolehkah seseorang yang sama sekali belum pernah sekolah mengumandangkan adzan...? Jawabnya boleh.
  3. Bolehkah seorang preman mengumandangkan adzan...? Jawabnya boleh.
  4. Bolehkah tukang becak mengumandangkan adzan...? Jawabnya boleh.
  5. Bolehkah ulama mengumandangkan adzan...? Jawabnya tentu boleh.
Jadi, intinya siapa saja boleh mengumandangkan adzan. Asal dia tahu lafadz-lafadznya (Islam).
Setelah selesai adzan kita akan berdoa “Allahumma Robba Hadzihid Da'waatit Taammah...” Wahai Tuhanku yang mempunyai seruan yang sempurna... Dakwah yang sempurna. Adzan adalah dakwah yang sempurna. Ketika adzan dikumandangkan semua di seru. Pejabat, penjahat, tukang babat, ulama, ustadz, pemabuk, pedagang, petani. Bahkan Yahudi dan Kristiani pun mendengan seruan adzan.
Dalam dakwah pun begitu semua kalangan didatangi. Tanpa memandang status, pangkat dan jabatan. Ketika buat dakwah ulama didatangi, penjahat pun didatangi karena itu memang tanggung jawab kita.
Adzan adalah dakwah yang paling sempurna dan siapa saja boleh mengumandangkan adzan dan semua kalangan diseru, dipanggil untuk datang kemesjid memenuhi panggilang Allah SWT.
Jadi, tidak harus tamatan pesantren, S1, S2 atau S3 baru boleh buat dakwah. Siapa saja boleh buat dakwah karena tanggung jawab usaha dakwah ini, tanggung jawab semua orang islam yang ada kalimat “Laa ilaaha illallaah Muhammadur Rasulullah” didalam hatinya.
Allah SWT berfirman : 

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar”, (QS. Ali 'Imran 110)
Jadi, kita ini sebagai umat akhir zaman adalah umat dakwah yang di hantar untuk buat dakwah kepada seluruh manusia. 

Allah SWT berfirman :
Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik." (QS. Yusuf 108)

Aku (Nabi SAW) dan orang-orang yang mengikutiku mengajak kepada Allah. Didalam ayat ini dikatakan kalau kita mengaku pengikut Nabi SAW harus buat dakwah. Yang dipertanyakan kalau kita tidak buat dakwah kita ini ummat siapa...?

Ketika adzan dikumandangkan. Seorang anak kecil telah berkata kepada ayahnya. Wahai ayahku, bagaimana kalau kita shalat berjamaah dimesjid. Perkataan anak ini pun sudah dinilai dakwah. Karena dakwah itu “Mengajak”. Jadi, tidak perlu ilmu yang banyak untuk buat dakwah. Satu ayat saja yang kita ketahui sudah disuruh untuk disampaikan. 

Nabi SAW bersabda : “Sampaikanlah dari ku walaupun hanya satu ayat”. (HR Ahmad, Bukhari, Tarmidzi)
Setiap umat islam yang baligh bahkan anak-anak pun hafal Al Faatihah. Al Faatihah itu 7 ayat sedangkan yang dikatakan Nabi SAW : “Sampaikanlah walau satu ayat”. Jadi, paling minimal setiap orang islam sudah hafal 7 ayat. 

Jadi, tidak ada alasan kalau kita tidak buat dakwah.
Nabi SAW baru faham 5 ayat sudah diperintahkan buat dakwah. Kita sudah tahu 7 ayat. Jadi, tidak ada alasan kalau kita tidak buat dakwah. 

Abu Bakar baru tahu satu kalimat “Laa ilaaha illallaah Muhammadur Rasulullah” sudah diperintahkan buat dakwah. Kita sudah bisa shalat, zikir, doa dsb. Jadi, tidak ada alasan kalau kita tidak buat dakwah.
Siapa saja boleh mengumandangkan adzan dan ini adalah dakwah yang sempurna. Kita pun pasti bisa mengumandangkan adzan. Jadi, tidak ada alasan kalau kita tidak buat dakwah.
Nabi SAW pun bersabda : “Sampaikanlah dari ku walaupun hanya satu ayat”. Kita sudah hafal puluhan ayat. Jadi, tidak ada alasan kalau kita tidak buat dakwah.
Didalam surat Yusuf dikatakan kalau kita mengaku pengikut Nabi SAW harus buat dakwah. Jadi, tidak ada alasan kalau kita tidak buat dakwah. 

Kita sering berpendapat bahwa jika kita tidak konsekuen dengan ajakan kita dan kita merasa bukan ahlinya, maka tidak selayaknya kita menasihati orang lain. Ini adalah tipuan yang sangat nyata. Jika kita menunaikan suatu tugas dan tugas itu adalah perintah Allah SWT, maka kita tidak boleh mundur sedikit pun. Kita hendaknya memulai kerja dakwah ini dengan kepahaman bahwa dakwah ini adalah perintah Allah SWT. Insya Allah, usaha dan kesungguhan yang kita lakukan akan membawa kemajuan, kekuatan, dan istiqamah. Hendaknya kita kerjakan terus-menerus sehingga kita akan mendapat kedekatan dengan Allah SWT.
Dari Anas ra. ia berkata, kami bertanya, “Ya Rasulullah, kami tidak akan menyuruh orang untuk berbuat baik sebelum kami sendiri mengamalkan semua kebaikan dan kami tidak akan mencegah kemungkaran sebelum kami meninggalkan semua kemungkaran.” Maka Nabi SAW. bersabda, “Tidak, bahkan serulah kepada kebaikan meskipun kalian belum mengamalkan semuanya, dan cegahlah dari kemungkaran, meskipun kalian belum meninggalkan semuanya.” (HR. Thabrani).
Jadi, tidak ada alasan lagi kalau kita tidak buat dakwah. 

Tanamkanlah didalam hati kita bahwa dakwah ini perintah Allah SWT sunnah Nabi SAW dan dakwah ini adalah tanggung jawab saya. Walau pun kita hanya seseorang yang tidak pernah sekolah. Tidak bisa baca dan tulis. Nabi SAW saja tidak bisa baca dan tulis tetapi tetap buat dakwah.  
Jadi, tidak ada alasan lagi kalau kita tidak buat dakwah.  
“Saya tidak ada keberanian, kekuatan untuk buat dakwah”.
Ini rata-rata penyakit umat islam. Bagaimana cara mengatasinya...?
Supaya bisa buat dakwah. Solusinya buat “Usaha Dakwah”
Untuk buat usaha kita perlu waktu. Usaha perdagangan perlu waktu. Usaha pertanian perlu waktu. Usaha dakwah pun begitu juga, perlu meluangkan waktu. Tahap pertama luangkan waktu 3 hari untuk usaha dakwah. Setelah 3 hari belajar usaha dakwah maka kita akan mendapatkan SIM (Surat Izin Mengajak, Surat Izin Menyampaikan, Surat Izin Mendakwah). Setelah 3 hari, maka kita akan ada kekuatan, keberanian untuk buat dakwah kepada keluarga, teman dsb.  
Jadi, tidak ada alasan lagi kalau kita tidak buat dakwah.

Komentar