Share | Jadikanlah Kami Bersama Penerobos Benteng…





 



MASLAMAH BIN ABDUL MALIK BIN MARWAN tabi’in yang menjadi panglima perang di masa kekuasaaan Umawi suatu saat mengepung sebuah benteng musuh. Ada yang berlobang pada dinding benteng itu, hingga beliau mempersilahkan siapa saja menjadi relawan untuk memasuki lobang itu dan membuka benteng dari dalam. Namun, setelah ditunggu tidak ada yang berani mengajukan diri.
Akhirnya, seorang prajurit rendahan siap menjadi relawan untuk memasuki lubang benteng tersebut, hingga akhirnya pintu benteng terbuka dan pasukan Maslamah berhasil menguasai benteng itu.
Setelah perang usai Maslamah mencari-cari relawan tadi, namun tidak ada yang datang menemui beliau. Akhirnya beliau memerintahkan penjaga untuk mencari si penerobos untuk dibawah ke perkemahan guna menghadap.
Kemudian seorang laki-laki datang menemui penjaga dan minta izin untuk menemui Maslamah. Penjaga pun bertanya,”Engkau si penerobos?” Laki-laki itu menjawab,”Saya akan memberi informasi tentangnya.” Akhirnya laki-laki itu dibawa penjaga untuk menemui Maslamah.
Di depan Maslamah laki-laki itu lantas menyampaikan,”Sesungguhnya si penerobos menginginkan tiga hal dari Anda. Jangan engkau tulis namanya untuk dilaporkan kepada khalifah, jangan diperintah mengenai apa pun, dan jangan ditanya dari kabilah mana ia berasal.”Maslamah pun menjawab,”Permintaan itu saya penuhi.” Lantas laki-laki itu pun mengatakan,”Sayalah si penerobos itu.”
Setelah persitiwa itu, Maslamah tidak melaksanakan shalat kecuali  meamnjatkan doa,”Ya Allah jadikanlah aku bersama si penerobos.” (Uyun Al Akhbar, 1/172).
Demikianlah orang shalih terdahulu dalam menyembunyikan amalan, mereka menjauhi popularitas dan tidak ingin memperoleh penghargaan manusia dari jasanya

Komentar