Ekstrak bunga brokoli (Brassica Oleracea Var Italica) yang selama ini biasa dimanfaatkan sebagai sayuran ternyata juga terbukti bermanfaat menghambat penuaan kulit.
“Uji laboratorium yang dilakukan menunjukkan bahwa bunga brokoli menurunkan ekspresi mRNA dan protein MMP-1 serta meningkatkan ekspresi mRNA dan protein prokolagen tipe I pada kultur sel fibroblas kulit manusia,” kata dr Nelva Karmila Jusuf di Medan, Rabu.
Temuan itu ia kemukakan saat mempertahankan disertasinya yang berjudul “Pengaruh Ekstrak Bunga Brokoli Terhadap Penghambatan Penuaan Kulit Dini (Photoaging)” di Universitas Sumatera Utara yang dipromotori Prof Hardyanto Soebono serta ko-promotor Prof Sumadio Hadisahputra.
Tim penguji yang terdiri atas Prof Harun Rasyid Lubis, Prof Irma D Roesyanto Mahadi, Dr Rosita Juwita Sembiring dan Dr Erna Mutiara memberikan nilai “Cum Laude” kepada Nelva Karmila Jusuf.
Menurut Nelva, risetnya bertujuan menemukan suatu obat herbal baru yang efektif dan aman sebagai antipenuaan kulit.
Brokoli merupakan suatu jenis tanaman kubis-kubisan yang diketahui kaya akan antioksidan, karena mengandung sulforafin dan mampu mencegah eritema yang muncul pada kerusakan kulit akibat sinar ultraviolet.
Berdasarkan hasil penelitiannya ekstrak bunga brokoli memang berpotensi menghambat penuaan kulit secara dini, namun sampai sejauh ini baru berhasil dilakukan di laboratorium.
Untuk itu, perlu dilanjutkan dengan penelitian pada hewan percobaan dan pada subjek manusia, sehingga akhirnya mampu menghasilkan fitofarmaka antipenuaan kulit serta menambah khasanah obat yang berasal dari bahan alam di Indonesia.
Penelitian ekstrak bunga brokoli pada tingkat transkripsi gen dan tingkat protein tersebut baru pertama kali dilakukan di Indonesia.
Namun karena USU belum memiliki fasilitas kultur sel, alat Real time-PCR dan sarana lain yang diperlukan, maka uji penghambatan photoaging dan uji keamanan ekstrak bunga brokoli dilakukan di Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta.
Penelitian itu merupakan penelitian biomedis multidisiplin dan lintas sektoral yang melibatkan berbagai bidang ilmu seperti pertanian, farmasi, biologi molekuler, dan kedokteran.
Penelitian ini juga sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk pengembangan obat herbal melalui penelitian yang teruji secara ilmiah.
Komentar
Posting Komentar