Segala
puji bagi Allah SWT, yang Insya Allah memperkenankan kita menjumpai
bulan suci, bulan mulia, bulan Ramadhan. Sholawat dan Salam senantiasa
terucap kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, para
tabi'in, tabi'it tabi'in, serta pengikutnya yang komitmen dengan
risalahnya Dienul Islam hingga hari akhir nanti.
Saudaraku,
jika kita menantikan suatu saat yang sangat berharga bagi diri kita,
katakanlah sebagai contoh, hari ulang tahun kita. Niscaya kita akan
sangat bergembira jika saatnya tiba. Bahkan jauh hari sebelumnya, kita
sudah mempersiapkan dengan 'full action', potong rambut, bersih-bersih,
dan aktivitas yang akan menunjang penampilan kita pada hari yang
dinanti-nanti itu.
Tapi
apakah kita sudah bersiap-siap untuk menyambut bulan yang sangat
dinantikan oleh ummat Islam sepanjang masa? Bulan yang sangat dinantikan
oleh Rasulullah, sehingga teruntai sebuah do'a yang sangat indah: "Allahumma bariklana fii rajab wa bariklana fii sya'ban wa balighna fii ramadhan"
Ya Allah, berkahilah bulan Rajab ini, dan berkahilah bulan Sya'ban ini,
dan sampaikanlah kami, panjangkanlah umur kami hingga bulan Ramadhan.
Subhanallah,
Rasulullah sendiri, manusia yang sangat mulia, sangat mendambakan akan
datangnya bulan Ramadhan ini. Sudahkah kita meneladani beliau?
Menantikan dengan penuh harap? atau kita hanya biasa-biasa saja
menyambut kedatangannya, sama seperti bulan-bulan sebelumnya? Na'udzubillahi tsumma na'udzubillahi.
Saudaraku,
hakikat bulan Ramadhan ini sesungguhnya pada sejauh mana kita telah
melakukan persiapan untuk menyambutnya. Sehingga pada bulan Ramadhan,
kita dapat memanfaatkan waktu dengan optimal. Persiapan itu sendiri
tidak dilakukan pada awal bulan Ramadhan, karena jika itu yang kita
lakukan, maka kita akan ketinggalan kereta pahala dengan hamba Allah
lainnya. Yang telah mempersiapkan diri jauh sebelum datangnya bulan
Ramadhan.
Sangat
sayang jika bulan Ramadhan yang hanya 29-30 hari itu, datangnya hanya
sekali setahun, harus kita potong waktunya seminggu menjadi 22-23 hari
hanya untuk persiapan yang seharusnya bisa kita lakukan jauh-jauh hari
sebelumnya.
Dalam
hadits juga diungkapkan, bahwa Rasulullah pada orang yang paling banyak
dan menyempurnakan puasanya pada bulan Sya'ban. Pengkondisian fisik
sudah dicontohkan oleh Rasul sebelum datangnya bulan Ramadhan.
Pengkondisian ruhiyah juga sudah seyogyanya dilakukan sebelum bulan
Ramadhan, shoum sunnah, tilawah qur'an, qiyamul layl, wirid ma'tsurat
harian, dan lainnya. Buku Fiqh Shiyam juga menjadi bacaan wajib, agar
kita mengetahui dalil dan fadhilah puasa yang akan kita lakukan, dan
memperluas tsaqofah (wawasan) keilmuan kita.
Juga
yang harus kita ingat, agar sebelumnya mengqadha puasa-puasa wajib kita
sebelumnya kita tinggalkan, entah karena sakit atau karena halangan
lainnya.
Semua
persiapan ini dilakukan agar kita bisa menjalani Ramadhan ini dengan
ringan, dengan bersemangat, dengan jihad (bersungguh-sungguh), serta
berharap kita semua dapat menjadi Alumni teladan bulan Ramadhan, yang
dapat membekas pada 11 bulan berikutnya.
Selamat
berjuang saudaraku, semoga Allah berkenan mempertemukan kita pada bulan
Ramadhan esok. Amiin Allaahumma Amiin. (Bramsi
Prenata/bramsi@cakraweb.com)
Eramuslim.com | Media Islam Rujukan,
Komentar
Posting Komentar