Aktivitas mendongeng dan membaca ialah bentuk pengasuhan berkualitas untuk membentuk perkembangan anak (Ilustrasi)
Berita Terkait
Mendongeng atau membacakan cerita untuk anak
adalah bentuk kasih sayang orangtua pada sang buah hati. Ternyata, lebih
dari sekadar aktivitas yang menguatkan ikatan keduanya, mendongeng juga
merupakan kegiatan yang mampu menambah perbendaharaan kata, pengetahuan
dasar, rasa ingin tahu, dan menstimulasi keingintahuan anak.
Maka, tak sedikit pakar yang meminta agar orangtua mau meluangkan waktu sekitar 30 menit sehari untuk mendongeng pada anaknya. Agar hasil mendongeng itu kian optimal, berikut adalah trik supaya aktivitas mendongeng makin menyenangkan:
1. Pilihlah buku yang sesuai dengan perkembangan anak
2. Bacakan cerita dengan ekspresif dan menarik
3. Usahakan gunakan suara yang berbeda untuk setiap karakter dalam cerita atau cukup dengan intonasi
4. Gunakan efek drama seperti tertawa, merengek, berbisik, sedih atau efek suara yang lain
5. Tambahkan gerakan (bahasa tubuh)
6. Ketika membacakan cerita, tunjukkan halaman depan, sebutkan judul (sebutkan buku tersebut bercerita tentang apa), sebutkan pengarang buku dan penggambarnya, lalu tunjukkan kata-kata yang dibaca dengan jari agar membantu anak untuk membayangkannya dalam otak
7. Ajukan pertanyaan-pertanyaan seputar cerita
8. Pancing dengan beberapa pertanyaan, ‘’apa yang akan terjadi menurut kamu?’’ atau ‘’apa ini?’’, ‘’apa itu?’’
9. Biarkan anak bertanya mengenai cerita
10. Buat cerita sebagai salah satu cara untuk berkomunikasi dengan anak
11. Biarkan anak menceritakan kembali cerita itu dengan bahasanya sendiri
12. Pada usia tiga tahun seorang anak sudah bisa menghafal cerita dan biasanya senang diberikan kesempatan untuk bercerita.
Maka, tak sedikit pakar yang meminta agar orangtua mau meluangkan waktu sekitar 30 menit sehari untuk mendongeng pada anaknya. Agar hasil mendongeng itu kian optimal, berikut adalah trik supaya aktivitas mendongeng makin menyenangkan:
1. Pilihlah buku yang sesuai dengan perkembangan anak
2. Bacakan cerita dengan ekspresif dan menarik
3. Usahakan gunakan suara yang berbeda untuk setiap karakter dalam cerita atau cukup dengan intonasi
4. Gunakan efek drama seperti tertawa, merengek, berbisik, sedih atau efek suara yang lain
5. Tambahkan gerakan (bahasa tubuh)
6. Ketika membacakan cerita, tunjukkan halaman depan, sebutkan judul (sebutkan buku tersebut bercerita tentang apa), sebutkan pengarang buku dan penggambarnya, lalu tunjukkan kata-kata yang dibaca dengan jari agar membantu anak untuk membayangkannya dalam otak
7. Ajukan pertanyaan-pertanyaan seputar cerita
8. Pancing dengan beberapa pertanyaan, ‘’apa yang akan terjadi menurut kamu?’’ atau ‘’apa ini?’’, ‘’apa itu?’’
9. Biarkan anak bertanya mengenai cerita
10. Buat cerita sebagai salah satu cara untuk berkomunikasi dengan anak
11. Biarkan anak menceritakan kembali cerita itu dengan bahasanya sendiri
12. Pada usia tiga tahun seorang anak sudah bisa menghafal cerita dan biasanya senang diberikan kesempatan untuk bercerita.
Redaktur: Endah Hapsari
Reporter: Reiny Dwinanda
,
Komentar
Posting Komentar