Semuanya berubah di Georgia. Negara yang dulu sempat sengsara di bawah kekuasaan Soviet, kini merasakan kebebasannya. Termasuk kebebasan dalam beragama.
Tak bisa dibendung, Islam berkembang cukup pesat di wilayah ini dalam satu dekade terakhir. Hal ini terbukti dengan semakin banyaknya perempuan di negara tersebut yang menggunakan jilbab dan niqab.
“Sekarang kita bisa melihat perempuan yang menggunakan hijab dan bergabung dengan perempuan yang menggunakan pakaian dengan gaya barat. Mereka tidak dibeda-bedakan dan bisa hidup bersama,” ujar seorang pengusaha lokal, Ibrahim Mohammadove kepada OnIslam.net.
Mencari makanan halal pun kini tidak jadi masalah di Tbilisi. Padahal kota ini sangat terkenal dengan anggur olahannya yang beragam. Daging halal juga dengan mudah dijumpai di banyak pusat perbelanjaan besar di kota itu. Produk halal yang dijual di sana memiliki label yang mudah dikenali yang dilisensi oleh pemerintah Arab ataupun Persia.
Beberapa ratus muslim Georgia berangkat haji ke Makkah setiap tahunnya. Aktivitas ini bisa saja meningkat bila tidak ada kendala finansial yang dihadapi oleh sejumlah Muslim di Georgia. Selain itu, menurut Thamais, seorang muslim Georgia yang mengunjungi tanah suci pada 2009, masih banyak muslim Georgia yang belum paham betul kewajiban berhaji.
“Jangan bandingkan kami dengan muslim yang hidup di negara muslim. Kami saat ini baru dalam tahap pengenalan akan Islam,” ujarnya. Dia menambahkan, muslim di Georgia harus melewati jalan yang panjang untuk meruntuhkan dinding anti-agama yang dibangun oleh Soviet. Hingga kini tidak ada lagi pelarangan bagi para muslim untuk mengunjungi masjid dan mempelajari Alquran.
Redaktur: Yudha Manggala P Putra
Reporter: Fitria Andayani
Sumber: onislam.net
Komentar
Posting Komentar