Oleh: Ustaz Yusuf Mansur
Sejelek-jeleknya dan sesusah-susahnya manusia, baik dia miskin banget atau sedang dihukum di penjara, tetap saja makan dan minumannya yang sesuai dengan kebutuhan manusia untuk dimakan dan diminum.
Tak ada manusia yang mau makan kotorannya sendiri. Tapi pemakan harta haram, sejatinya ia memakan kotorannya sendiri.
Belum lagi bicara makanannya nanti ketika ia menjadi penghuni neraka. Makanan dan minumannya lebih serem. Zaqqum salah satunya. Pohonnya sendiri tumbuh di dasar neraka. Saya membayangkannya saja sudah bergidik.
Tumbuh di dasar neraka. Sedangkan neraka itu bila dijatuhkan benda dari atasnya, maka perlu perjalanan 70 tahun baru sampai ke dasarnya. Di mana satu harinya sama dengan 1.000 tahun hitungan di dunia. Masya Allah.
Mudah-mudahan Allah mengizinkan kita memiliki rasa takut akan nerakanya Allah sehingga hati-hati melangkah hidup di dunia ini, dan hati-hati terhadap apa yang kita makan minum, hanya yang halal saja.
Kita pernah belajar, 5+3 itu tidak selalu 8. Bisa jadi dia -2 (minus dua). Yakni bila gaji kita itu Rp 3 juta, lalu kita dapatkan pemasukan yang haram Rp 5 juta. Maka itu sama dengan tekor Rp 2 juta.
Tau yang saya khawatirkan? Bila kita punya uang haram tiap bulan Rp 2 juta, lalu setahun Rp 24 juta, dan Allah “tungguin” sampai kita sadar. Setelah ditungguinsetahun, ternyata nggak sadar-sadar, maka Allah akan ambil itu yang Rp 24 juta.
Nah, yang begini saya nggak terlalu khawatir. Hitungannya impas. Yang saya khawatirkan adalah kalau Allah tidak ambil ketekoran itu di dunia, melainkan dihajar total di akhirat, atau dikonversi.
Kita bisa membayangkan, Rp 24 juta itu dikonversi ke sesuatu yang lain. Ini juga sangat mengerikan. Sebab kerusakannya nggak akan bisa disadari. Misalnya dikonversi ke istri, anak dan keluarga? Maka yang hancur adalah rumah tangga, keluarga dan anak-anak jadi berantakan. Masya Allah.
Maaf ya, ini buat muhasabah bagi mereka yang merasa. Selama ini, banyak rumah tangga yang hancur, nggak memikirkan bahwa sumber hartanya berasal dari harta yang haram. Dikiranya cuma sebab nggak cocok, sehingga rumah tangganya bubar. Bukan itu, tapi sebab dibubarkan oleh Yang Sudah Menyatukan dua insan.
Tentu jangan digeneralisasi. Sebab bagi yang lain, ini bisa jadi bukan konversi harta haram, melainkan ujian semata. Yang bisa berpikir, hendaknya berpikirlah dan mulai menjauhi harta haram, jika memang saat ini hidup bergelimang harta haram.
Mulailah berpikir dan berpikir terus, untuk hanya hidup dengan harta halal. Kalau mau kaya, kalau mau hidup lebih dan senang, banyak cara yang sudah ditunjukkan Allah. Allah menutup satu pintu, pintu yang haram, namun Allah membuka sebanyak-banyaknya pintu yang lain.
Bukan hanya pintu yang halal, tapi juga bisa menjadi ibadah dan penuh ridha-Nya. Dan yang pasti, pintu-pintu kekayaan dan kesenangan yang Allah buka, nggak bakal bikin kita berurusan sama polisi, pengadilan, apalagi dengan KPK. Bahkan, kita juga tidak akan berurusan sama Malaikat Kubur dan Penjaga Neraka.
Insya Allah, pada edisi berikutnya, kita akan membahas pintu-pintu (amalan-amalan yang membawa pada) kekayaan dan kesenangan, dengan cara-cara yang cepat, aman, dan selamat.
www.repubika.co.id
Komentar
Posting Komentar