قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: إِنَّ الصَّائِمَ إِذَا أُكِلَ عِنْدَهُ لَمْ تَزَلْ تُصَلِّي عَلَيْهِ الْمَلَاِئكَةُ حَتَّي يُفْرَغُ مِنْ طَعَامِهِ -الترمذي
Artinya: Sesungguhnya (bagi) orang yang berpuasa jika seseorang makan padanya maka para malaikat terus-menerus bershalawat atasnya (orang yang berpuasa) hingga selesai dari makannya. (Riwayat At Tirmidzi dan beliau menyatakan, “hasan shahih")
Imam Al Munawi menjelaskan, bahwa adanya makanan di dekat orang yang berpuasa akan membangkitkan syahwatnya untuk ikut memakannya. Maka ketika ia memadamkan syahwatnya dan berusaha terus berada dalam ketaatan (berpuasa) para malaikat pun takjub dan akhirnya mereka bershalawat (memintakan ampun) untuknya. Dan hadits ini juga berlaku mutlak, baik untuk orang berpuasa sunnah maupun wajib. (lihat, Faidh Al Qadir, 2/454)
Para salaf sendir tidak tergoda dengan adanya orang yang makan di dekat mereka meski mereka sedang berpuasa. Bahkan Imam Ibnu Mubarak saat di bulan Ramadhan ketika melakukan safar memberikan makanan kepada para sahabat yang tidak berpuasa dengan berbagai macam makanan lezat, meski beliau sendiri memilih tetap berpuasa. (Lathaif Al Ma’arif, hal. 314).
Dengan demikian, ketika ada yang makan di sekitar kita saat kita berpuasa, ketahuilah bahwa hal itu mengundang para malaikat untuk memintakan ampun atas dosa kita.
|
Komentar
Posting Komentar