(Syiahindonesia.com) - Syiah berkata: tidak sempurba iman seseorang yang tidak meyakini imamah
(para imam syiah) sampai mereka mau meyakini dan mengimaninya.
Lihat: kitab Aqaid al-imamiyah, oleh Muhammad Ridha Muzhaffar hal.78
Syiah berkata: imamah adalah kelanjutan dari Nubuwwah, dan dalil yang mewajibkan diutusnya para nabi dan rasul menjadi dalil yang mewajibkan diangkatnya imam setelah Rasul.
Lihat: kitab Aqaid al-Imamiyah, oleh Muhammad Ridha Muzhaffar hal.88.
Syiah berkata: imamah adalah mandat Illahiyah yang dipilih langsung oleh Allah ta’ala dengan ilmu-Nya terdahulu atas hamba-Nya, sebagaimana kenabian yang hanya dipilih langsung oleh Allah. Karena itu, allah memerintahkan Nabi-Nya untuk menyampaikan hal ini, dan menyuruh mereka untuk mengikutinya.
Lihat: kitab Ashlu asy-Syiah wa Ushuluha, oleh Muhammad Husain Kasyif al-Ghita’ hal.102.
Bahkan imamah merupakan dasar dan rukun agama, tidak sempurna iman seseroang kecuali dengan meyakininya, dengan kata lain: “imamah adalah kelanjutan dari kenabian.”
Syiah berkata: orang yang enggan dan mengingkari imamah Amirul Mukminin Ali bin Abu Thalib ra dan para imam sesudahnya, seperti orang yang enggan dan mengiongkari kenabian para nabi. Sementara orang yang mengakui Imamah Amirul Mukminin dan mengingkari salah satu di antara imam-imam sesudahnya, maka posisi dia seperti orang yang mengakui seluruh nabi namun mengingkari kenabian Muhammad saw.
Syiah berkata: sesungguhnya orang yang mengingkari imamah salah satu dari Imam Dua Belas, seperti orang yang mengingkari kenabian para nabi.
Lihat: kitab Minhaj an-Najat, oleh al-Faidh al-Kasyani hal.48.
Syiah berkata: syaih imamiyah telah sepakat bahwa siapa saja yang mengingkari imamah salah satu imam dua belas, dan membangkang dari kewajibaan taat kepadanya, maka dia kafir dan sesat, dan berhak kekal di dalam neraka.
Lihat: kitab Haqqu al-Yaqin fi Makrifati Ushul ad-Dien, oleh Abdullah Syibr (2/189)
Syiah berkata: terlontarnya lafazh syirik dan kufur kepada orang yang tidak meyakini imamah Amirul Mukminin (Ali bin Abu Thalib ra) dan para imam dari anak keturunannya, serta lebih mengutamakan yang lain daripada mereka, adalah bukti bahwa mereka kekal di dalam neraka.
Lihat: kitab Bihar al-Anwar, oleh al-Majlisi (23/390). (Nisyi/Syiahindonesia.com)
Lihat: kitab Aqaid al-imamiyah, oleh Muhammad Ridha Muzhaffar hal.78
Syiah berkata: imamah adalah kelanjutan dari Nubuwwah, dan dalil yang mewajibkan diutusnya para nabi dan rasul menjadi dalil yang mewajibkan diangkatnya imam setelah Rasul.
Lihat: kitab Aqaid al-Imamiyah, oleh Muhammad Ridha Muzhaffar hal.88.
Syiah berkata: imamah adalah mandat Illahiyah yang dipilih langsung oleh Allah ta’ala dengan ilmu-Nya terdahulu atas hamba-Nya, sebagaimana kenabian yang hanya dipilih langsung oleh Allah. Karena itu, allah memerintahkan Nabi-Nya untuk menyampaikan hal ini, dan menyuruh mereka untuk mengikutinya.
Lihat: kitab Ashlu asy-Syiah wa Ushuluha, oleh Muhammad Husain Kasyif al-Ghita’ hal.102.
Bahkan imamah merupakan dasar dan rukun agama, tidak sempurna iman seseroang kecuali dengan meyakininya, dengan kata lain: “imamah adalah kelanjutan dari kenabian.”
Syiah berkata: orang yang enggan dan mengingkari imamah Amirul Mukminin Ali bin Abu Thalib ra dan para imam sesudahnya, seperti orang yang enggan dan mengiongkari kenabian para nabi. Sementara orang yang mengakui Imamah Amirul Mukminin dan mengingkari salah satu di antara imam-imam sesudahnya, maka posisi dia seperti orang yang mengakui seluruh nabi namun mengingkari kenabian Muhammad saw.
Syiah berkata: sesungguhnya orang yang mengingkari imamah salah satu dari Imam Dua Belas, seperti orang yang mengingkari kenabian para nabi.
Lihat: kitab Minhaj an-Najat, oleh al-Faidh al-Kasyani hal.48.
Syiah berkata: syaih imamiyah telah sepakat bahwa siapa saja yang mengingkari imamah salah satu imam dua belas, dan membangkang dari kewajibaan taat kepadanya, maka dia kafir dan sesat, dan berhak kekal di dalam neraka.
Lihat: kitab Haqqu al-Yaqin fi Makrifati Ushul ad-Dien, oleh Abdullah Syibr (2/189)
Syiah berkata: terlontarnya lafazh syirik dan kufur kepada orang yang tidak meyakini imamah Amirul Mukminin (Ali bin Abu Thalib ra) dan para imam dari anak keturunannya, serta lebih mengutamakan yang lain daripada mereka, adalah bukti bahwa mereka kekal di dalam neraka.
Lihat: kitab Bihar al-Anwar, oleh al-Majlisi (23/390). (Nisyi/Syiahindonesia.com)
Komentar
Posting Komentar