BAHAGIALAH SAAT MENDAPAT MUSIBAH



ilustrasi @garibaihaqi
Allah Ta’ala akan memberikan musibah kepada hamba-hamba-Nya. Baik dengan ketakutan, kekurangan harta, kehilangan anggota keluarga berupa kematian, ataupun yang lainnya.
Sayangnya, banyak yang bersedih hati dan gulanda jiwanya saat mendapati hal itu. Padahal sebenarnya, mereka harus berbahagia. Ada pahala agung yang menunggu dan telah dijanjikan oleh Allah Ta’ala kepada mereka.
Musibah, apa pun bentuknya, hanya akan menjadi kebaikan jika dijalani dengan kesabaran. Bentuknya mulai dengan ucapan (doa) hingga perbuatan.
Secara khusus, hanya dengan mengucapkan Inna lillahi wa inna ilahi raaji’un (Segala sesuatu berasal dari Allah dan akan kembali kepada-Nya) saat ditimpa musibah, maka Allah Ta’ala menjanjikan baginya keberkahan yang sempurna dan Rahmat-Nya.
“Mereka yang bersabar dan mengucapkan kalimat tersebut tatkala ditimpa musibah,” tutur Sa’id bin Jubair, “akan mendapatkan keselamatan dari azab.”
Sedangkan Umar bin Khaththab mengomentari balasan ini dengan mengatakan, “Alangkah nikmatnya dua balasan itu, dan betapa menyenangkannya (anugerah) tambahan itu.”
“Mereka,” tulis Ibnu Katsir menerangkan, “adalah orang-orang yang diberikan pahala-pahala dan diberikan pula tambahan.”
Inilah karunia dari Allah Yang Mahamulia. Bahkan kepada mereka yang ditimpa musibah kemudian bersabar, disediakan baginya pahala yang amat besar.
“Tidaklah kaum muslimin ditimpa musibah, kemudian membaca kalimat istirja’ (Inna lillahi wa inna ilaihi raaji’un), kemudian ia berdoa: Allahumma’ jurnii fii mushiibatii wakhluflii khairan minha,” janji Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Ummu Salamah, “niscaya akan dikabulkan doanya itu.”
Maka, apa pun musibah yang dialami, seberapa berat jua ujian yang diberikan berupa kehilangan, kesempitan atau ketakutan, maka panjatkanlah pinta, “Ya Allah, berikan pahala dalam musibahku ini dan berikanlah ganti yang lebih baik.”
Doa ini, sudah tergaransi dikabulkan oleh Allah Ta’ala. Karenanya pula, Ummu Salamah yang ditinggal wafat oleh Abu Salamah, kemudian ia bersabar dan panjatkan doa ini dengan tulus, maka Allah berikan ganti terbaik; Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam melamarnya untuk dijadikan istri.
Berbahagialah dengan janji Allah Ta’ala ini. Sebab Dia mustahil mengingkari. Bahkan, Dia berikan balasan terbaik, melebihi perkiraan atau harapan hamba-hamba-Nya. [Pirman]

Komentar