Saling menasihati adalah salah satu ajaran mulia Islam sebagai agama terbaik di muka bumi yang masih terjaga keasliannya. Dalam Islam, nasihat memiliki kedudukan yang amat penting, bahkan menjadi salah satu sendi kemuliaan Islam itu sendiri.
Meminta nasihat bisa dilakukan kepada siapa saja. Tidak selalu harus kepada alim ulama’, kiyai, ustadz atau pemuka agama Islam lainnya. Bahkan, ketika nasihat itu baik muatannya, meskipun berasal dari anak kecil, maka sebagai orang Islam harus mau menerima dan memanfaatkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Hari itu, sebagaimana diriwayatkan Shafiyyah Ra, datanglah seorang wanita tua kepada ‘Aisyah binti Abu Bakar ash-Shidiq. Wanita tua itu mengeluhkan kekerasan hati yang dirasakannya. Sebelum berpamit, ‘Aisyah istri Rasulullah Saw ini menyampaikan petuah bijaknya, “Sering-seringlah mengingat kematian,” tujuannya,”agar hatimu menjadi lembut.”
Wanita tua itu pun pulang dengan hati bungah. Ia mendapatkan solusi atas permasalahan yang menimpa dirinya. Dalam perjalanan itu, ia berkomitmen untuk melakukan seoptimal mungkin nasihat istri Rasulullah Saw itu.
Berbilang waktu kemudian, wanita tua itu datang kembali. Rupanya, ia hendak haturkan ucapan terimakasih. Sebab ia benar-benar merasakan kelembutan hatinya setelah memperbanyak mengingat kematian.
Demikianlah salah satu manfaat nasihat yang diberikan oleh orang shaleh yang telah melaksanakannya. Meski terkesan singkat dan mudah, efeknya akan melekat dan susah untuk ditanggalkan. Selain itu, ada daya tarik yang membuat penerima nasihat bersemangat untuk menjalankan nasihat itu. Nasihat di tangan orang shaleh selaiknya bahan bakar yang mampu menggerakkan mesin kehidupan seseorang untuk berjalan dan berubah.
Mengingat mati. Itulah salah satu kunci kelembutan hati. Rasulullah Saw sering mengingatkan sahabat dan umatnya agar memperbanyak melakukan amalan ini. Dengannya, kesombongan atau kepongahan akan sirna dengan sendirinya. Mengingat mati, sebagaimana disebutkan dalam hadits yang lain, dapat membuat seseorang sedikit tertawa dan banyak meneteskan air mata tangisan karena sesali dosa.
Nabi Daud As diriwayatkan langsung lemas ketika mengingat mati. Saking lemasnya, tulang belulang beliau seperti lepas dari sendinya. Kemudian, tatkala mengingat ampunan Allah Swt, beliau kembali segar seperti sedia kala.
Di kalangan orang-orang shaleh lainnya, bahkan ada yang menyiapkan liang lahad untuk dirinya sendiri. Tatkala hasratnya terhadap dunia bertambah, ia akan masuk ke dalam liang kubur yang digalinya sendiri itu untuk mengingat mati.
Semoga Allah Swt memudahkan kematian kita, mengampuni dosa kita dan memberikan rezeki khusnul khatimah kepada kita semua. Aamiin [Pirman]
Komentar
Posting Komentar