Studi : Ternyata Bintang Juga Mengeluarkan Suara (bertasbih memuji Allah)




 Menurut penelitian baru, bintang sesungguhnya tak hanya bersinar, namun juga bersuara. University of York, di Inggris menyakini bahwa bintang di langit mengeluarkan suara. Hal ini berdasarkan sebuah studi saat melakukan ujicoba interaksi laser dengan plasma bersinggungan.

Kendati menurut para ilmuwan bintang bersuara, sayangnya, tidak ada mamalia bisa mendengarnya karena tingkatan nadanya yang terlampau tinggi. Dan lagi pula, suara dari bintang itu akan bermain dalam ruang hampa.

"Suara tidak bisa merambat melalui ruang vakum, (jadi) tidak ada yang bisa mendengar mereka. " Namun, ia mengatakan dengan puitis: "Bintang-bintang mungkin bernyanyi."

Ketika peneliti menembakkan laser pada plasma, mereka melihat bahwa dalam rentang sepersekian detik, plasma cepat berpindah dari high-density ke daerah low-density.

link   https://www.youtube.com/embed/IzeJq3CbiZM?feature=player_embedded 



Eksterior bintang seperti rumah bagi plasma, yang menyebabkan tumbukan sehingga menyebabkan tekanan dan tabrakan ion, inilah yang menyebabkan gelombang suara dibunyikan.  "Salah satu dari berbagai lokasi di alam ini kami percaya bahwa efek ini terjadi di permukaan bintang," kata salah seorang peneliti.

"Ketika bintang ini mengumpulkan materi baru, bintang dapat menghasilkan gelombang yang mirip suara bersahutan."


keterangan dalam al Quran


Tentu kita mengetahui bahwa al Quran menyebutkan bahwa bumi dan seluruh alam ini bertasbih kepada Allah SWT. Dikatakan juga pada beberapa ayat bahwa beberapa makhluk bertasbih dengan memuji Allah SWT. Bertasbih dengan memuji Allah SWT? Jadi bertasbih dan memuji berbeda? Apa sebenarnya arti bertasbih dan memuji? Bagaimana hal tersebut dilakukan ya?
“Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbihmereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun” (QS. Al Israa’ : 44).

“Semua yang berada di langit dan yang berada di bumi bertasbih kepada Allah; Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” (QS. Al Hadid : 1).

“Telah bertasbih kepada Allah apa yang ada di langit dan bumi; dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” (QS. Al Hashr : 1).

Senantiasa bertasbih kepada Allah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” (QS Al Jumu’ah : 1).

Bertasbih kepada Allah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi; hanya Allah lah yang mempunyai semua kerajaan dan semua pujian, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu” (QS. At-Taghaabun : 1).

Pada surat Al Israa’ ayat 44 di atas juga disebutkan bahwa manusia tidak mengerti bagaimana alam semesta ini bertasbih. Namun untuk beberapa makhluk, Allah SWT menjelaskan cara bertasbihnya seperti diungkapkan dalam ayat berikut.
“Tidakkah kamu tahu bahwasanya Allah: kepada-Nya bertasbih apa yang di langit dan di bumi danburung dengan mengembangkan sayapnya. Masing-masing telah mengetahui sembahyang dantasbihnya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan” (QS. 24-An Nuur : 41).

“Dan guruh itu bertasbih dengan memuji Allah, para malaikat karena takut kepada-Nya, dan Allah melepaskan halilintar, lalu menimpakannya kepada siapa yang Dia kehendaki, dan mereka berbantah-bantahan tentang Allah, dan Dialah Tuhan Yang Maha keras siksa-Nya” (QS.13- Ar Ra’d : 13).

“…..padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”” (QS.2-AlBaqarah : 30).

“Dan kamu akan melihat malaikat-malaikat berlingkar di sekeliling ´Arsy bertasbih sambil memujiTuhannya; dan diberi putusan di antara hamba-hamba Allah dengan adil dan diucapkan: “Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam”” (QS.39-Az Zumar : 75).

Berdasarkan surat Al-Israa’ ayat 44 dan Az-Zumar ayat 75 tersebut diketahui bahwa “bertasbih” (yusabkhu) dan “dengan memuji” adalah sesuatu yang berbeda. Disini dapat disimpulkan bahwa ‘bertasbih’ adalah suatu kegiatan/aktivitas, dan ‘memuji’ adalah cara melakukan kegiatan tersebut. Sekarang perhatikan surat An-Nuur ayat 41, dikatakan bahwa burung bertasbih dengan mengembangkan sayapnya. Berdasarkan kesimpulan dari ayat 44 surat Al-Isra maka diketahui bahwa kegiatan yang dilakukan burung dengan mengembangkan sayapnya adalah terbang, apakah bertasbih artinya terbang?
Perhatikan juga ayat 13 surat Ar-Ra’d. Dikatakan bahwa guruh itu bertasbih dengan memuji (yusabikhur ra’du bihamdihi). Disini juga dibedakan antara guruh (ar-ra’d) dan petir/halilintar (showaa’iq), yaitu halilintar bisa ditimpakan/ditabrakkan Allah SWT kepada siapapun, artinyashowaa’iq adalah lintasan benda/partikel yang berpindah (dhi. dipindahkan) ke obyek lain membentuk jalur cahaya berkilau dan suara ledakan yang disebut guruh (ar-ra’d). Penjelasan terjadinya petir dalam Wikipedia adalah sebagai berikut.
Jadi sekarang kita tahu bahwa guruh itu hakikatnya buka sekedar suara keras, tapi sebenarnya electron yang “lompat” atau “dibuang” keluar dari suatu kumpulan awan ke bumi atau ke awan lainnya yang memiliki beda potensial. Loncatan electron inilah yang melepaskan ledakan energi listrik, panas, dan cahaya yang disebut petir. Jadi guruh itu sebenarnya loncatan electron, maka apakah bertasbih artinya melompat?
Jawabannya mungkin dapat dijelaskan pada surat Az-Zumar ayat 75 yang menyebutkan bahwa malaikat berlingkar disekeliling ‘Arsy bertasbih sambil memuji. Disini jelas berbeda antara bertasbih dan memuji karena sepertinya memuji bisa dilakukan ketika bertasbih. Jadi apa yang dilakukan malaikat yang melingkar disekeliling ‘Arsy tersebut? Jawabannya adalah BERGERAK dalam gerakan thawaf. Lagi-lagi kita belajar dari qalam Ka’bah. Jika ada suatu pusat perhatian maka akan ada benda atau partikel yang mengelilinginya, misalnya Ka’bah, tata surya, dan model atom. Jadi malaikat melingkar disekeliling ‘Arsy bergerak ‘sambil memuji’. Demikian juga burung, dengan sayapnya dia terbang yang artinya bergerak. Jadi berjalan, berenang, berlari, terbang adalah bergerak. Seluruh alam terdiri dari atom-atom yang senantiasa bergerak elektronnya. Bumi dan seluruh benda angkasa berputar (rotasi dan revolusi) yang berarti bergerak. Jantung senantiasa bergerak (berdenyut) bahkan ketika kita sedang tidur. Bahkan ketika makhluk tidur pun atom-atom penyusun tubuhnya tetap bergerak, demikian juga batu, pohon, udara, dan gunung, seluruh alam semesta senantiasa bertasbih (bergerak) dalam gerakan terlihat (tingkat kompleks) maupu tidak terlihat (tingkat atomik).
Guruh pun demikian, merupakan gerakan electron. Nah, dari ayat tentang guruh ini ada petunjuk juga tentang arti “dengan memuji” atau bihamdihi. Dari fenomena petir ini kita tahu bahwa ada benda yang dinamai electron yang melompat. Jadai bihamdihi disini sebenarnya menerangkan suatu karakter benda yaitu electron, maka dapat disimpulkan bahwa hamdu, yang terdiri dari huruf ha-mim-dal (dengan huruf mim mati), bermakna ‘BENDA’ atau ‘MAKHLUK’. Alam semesta dan isinya adalah makhluk ciptaan Allah SWT. Bukti logisnya ada pada surat Luqman ayat 25 berikut.
“Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka: “Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?” Tentu mereka akan menjawab: “Allah”. Katakanlah : “Segala puji bagi Allah”; tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui” (QS.31-Luqman : 25).
Apakah logis, jika kita bertanya: “siapakah yang menciptakan langit dan bumi?”, kemudian dijawab: “Allah yang menciptakannya!”, lantas kita menanggapi jawaban tersebut dengan: “segala puji bagi Allah!”? Menurut saya pujian kurang tepat untuk menanggapi jawaban pertanyaan tersebut, yang logis menurut saya adalah: “Ya, anda benar, langit dan bumi (segala benda) adalah ciptaan Allah”. Lalu kita akan menyambungnya seperti ayat 26 surat Luqman.
QS.31-Luqman : 26 “Kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan yang di bumi. Sesungguhnya Allah Dia-lah Yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji”.
Jadi terjemahan ayat 25-26 surat Luqman menjadi seperti ini.
“Dan sungguh tanyakanlah kepada mereka: “Siapakah pencipta langit dan bumi?” Mereka menjawab: “Allah”. Katakanlah : “Segala benda kepunyaan Allah”; tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui. Kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan yang di bumi. Sesungguhnya Allah Dia-lah Yang Maha Kaya akan segala benda”
Maka Alhamdulillahi Rabbil’alamiyn diartikan “segala benda kepunyaan Allah, Rabbi alam semesta”. Sedangkan ‘terpuji’ atau ‘pujian’ dalam bahasa alQuran adalah sama dengan huruf ha-mim-dal dengan mim hidup (ha-mim-ya-dal= hamiyd atau ha-mim-alif-dal= hamaad). Sementara itu, kata ‘bi‘ yang disini mengawali kata hamdu maknanya bisa berarti:
1.“Dengan”, seperti dalam awal kalimat basmallah Bi-smillahirrahmaanirrahiym
2.“Di” seperti pada:
a. QS.20-Thahaa:12 “Sesungguhnya Aku inilah Tuhanmu, maka tanggalkanlah kedua terompahmu; sesungguhnya
kamu berada di lembah (bi-lwaadil) yang suci, Thuwa”.
b. QS.79-An Naazi’aat:16 “Tatkala Tuhannya memanggilnya di lembah (bi-lwaadil) suci ialah Lembah Thuwa”
3.“Rahasia” atau “Karakter”, seperti diungkapkan pada surat Al Baqarah ayat 31:
“Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (asmaa-a) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: “Sebutkanlah kepada-Ku nama (bi-asmaa-i) ‘benda-benda’ itu jika kamu mamang orang-orang yang benar!”
Dalam ayat tersebut tidak ada kata yang berarti ‘benda-benda’, itu hanya penafsiran penterjemah. Apakah mungkin nabi Adam as hanya diajarkan nama-namanya saja untuk semua benda? Di bagian awal ayat Allah SWT menyebutkan “nama-nama seluruhnya”. Apakah maksud “seluruhnya”? Dan apakah malaikat yang lebih dahulu diciptakan tidak diajari Allah SWT jika hanya sekedar namanya saja atas sebuah benda? Tentunya hal ini sulit diterima akal, maka yang paling masuk akal adalah apa yang tidak diketahui oleh malaikat adalah rahasia atau karakter dari suatu benda. Jadi Allah SWT mengajarkan nama-nama seluruhnya itu maksudnya beserta nama-nama karakter benda tersebut. Karakter adalah sesuatu yang dapat dilekatkan kepada suatu hal/benda sehingga dikenali. Segala sesuatu di alam semesta memiliki karakter antara lain nama, jumlah, jenis, usia, warna, kondisi, dan aktivitas, dan karakter seluruh alam semesta ini tunduk kepada Allah SWT. MakaBismillah pun dapat berarti ‘rahasia nama Allah’ karena memang asma’ul husna memiliki suatu karakter atau rahasia mendalam yang sulit atau bahkan tidak dipahami oleh manusia.
Jadi ‘senantiasa bertasbih’ (yusabikhu, sabikhi, yasbakhu) diartikan ‘selalu bergerak’, makasubkhaana diartikan Maha Menggerakkan atau Maha Penggerak. Maka logislah ayat pertama surat Al-Israa’.
Maha Penggerak yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” (QS.17-Al Israa’: 17).
Terjemahan tersebut lebih logis dibandingkan dengan mengatakan “Maha Suci yang telah memperjalankan hamba-Nya…” karena saya pikir tidak pas korelasinya antara ‘Maha Suci’ dengan ‘memperjalankan’ karena memperjalankan adalah menggerakkan. Jadi kalimat penutup doa-doa kita:
Subhaana rabbika rabbi-l ‘izzati ‘ammaa yashifuwn berarti “Maha Penggerak Rabbi mu, Rabbi Yang Mulia dari hal yang mereka sifatkan” (QS.37-Ash-Shafaat : 180)
Ini juga logis sebab orang kafir menyekutukan / mempersamakan Allah SWT dengan patung dan benda-benda lain yang sifatnya diam, tidak bergerak, tidak dinamis, tidak punya aktivitas, tidak bisa berbuat apapun, bisa tertidur, bisa dikurung. Jadi kita katakan Maha Penggerak Allah SWT untuk menyangkal sifat-sifat patung dan benda-benda tersebut yang dipersamakan dengan Allah SWT oleh orang-orang kafir.
“Selalu bergerak untuk Allah langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya. Dan tak ada suatupun melainkan bergerak karakter bendanya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti gerak mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun” (QS. Al Israa’ : 44).
“Selalu bergerak untuk Allah yang ada di langit dan bumi; dan Dialah Penakluk yang Bijaksana”(QS. Al Hadid : 1).
“Selalu bergerak untuk Allah yang ada di langit dan bumi; dan Dialah Penakluk yang Bijaksana”(QS. Al Hashr : 1).
“Selalu bergerak untuk Allah yang ada di langit dan di bumi. Raja al-Quddus, Penakluk yang Bijaksana” (QS Al Jumu’ah : 1).
“Selalu bergerak untuk Allah yang ada di langit dan di bumi; untuk-Nya semua kerajaan dan untuk-Nya segala benda, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu” (QS. At-Taghaabun : 1).
“Tidakkah kamu tahu bahwa Allah, selalu bergerak untuk-Nya, yang ada di langit dan di bumi dan burung dengan mengembangkan sayapnya. Masing-masing telah mengetahui shalat dan gerakannya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan” (QS. 24-An Nuur : 41).
“…..padahal senantiasa kami menggerakkan karakter untuk-Mu dan selalu meng-quddus-kan untuk-Mu?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui””(QS.2-Al Baqarah : 30).
“Dan kamu akan melihat malaikat-malaikat berlingkar di sekeliling ´Arsy bergerak karakter bendanya; dan diberi putusan di antara hamba-hamba Allah dengan adil dan diucapkan: “Segala benda milik Allah, Tuhan semesta alam”” (QS.39-Az Zumar : 75).
Dan guruh itu bergerak karakter bandanya, juga malaikat karena takut kepada-Nya, dan Allah melepaskan halilintar, lalu menimpakannya kepada siapa yang Dia kehendaki, dan mereka berbantah-bantahan tentang Allah, dan Dia pedih siksaannya” (QS.13- Ar Ra’d : 13).

Maha Penggerak Allah SWT, aku memuji Allah SWT sebanyak bilangan makhluk-Nya.

Komentar